
Vape Menggantikan Rokok Tembakau, WHO Soroti Ancaman Baru bagi Generasi Muda
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru saja merilis laporan terkini yang mengungkap pergeseran tren konsumsi nikotin global. Jika jumlah perokok tembakau tradisional terus menurun, penggunaan rokok elektrik atau vape justru melonjak—terutama di kalangan remaja. Fakta ini memicu kekhawatiran akan munculnya gelombang kecanduan nikotin generasi baru.
Perubahan Pola Konsumsi Nikotin
Data WHO menunjukkan penurunan signifikan perokok tembakau dalam dua dekade terakhir. Dari 1,38 miliar pengguna di tahun 2000, angka tersebut menyusut menjadi 1,2 miliar pada 2024. Namun, di saat yang sama, vape justru meroket dengan lebih dari 100 juta pengguna di seluruh dunia. Yang mengkhawatirkan, sekitar 15 juta di antaranya adalah remaja berusia 13–15 tahun.
Strategi Pemasaran yang Menjebak Kaum Muda
Produk vape sering kali dirancang untuk menarik minat anak muda melalui kemasan warna-warni, ragam rasa buah-buahan, dan citra modern. WHO menegaskan bahwa taktik pemasaran ini berhasil menciptakan ketergantungan baru, mengancam upaya pengurangan konsumsi tembakau yang telah berjalan puluhan tahun.
Perbedaan Gender dalam Penggunaan Tembakau
Laporan ini juga menyoroti perbedaan tren antara gender. Prevalensi perokok perempuan turun drastis dari 11% (2010) menjadi 6,6% (2024). Sementara itu, laki-laki masih mendominasi sebagai pengguna tembakau konvensional, meski ada penurunan yang lebih lambat.
Risiko Kesehatan yang Tidak Bisa Diabaikan
Meski dianggap “lebih aman” oleh sebagian orang, vape tetap membawa bahaya. Studi menunjukkan bahwa pengguna vape memiliki risiko stroke 32% lebih tinggi. Selain itu, kebiasaan ini bisa menjadi pintu masuk bagi remaja untuk beralih ke rokok tembakau.
Seruan WHO untuk Langkah Nyata
Menyikapi temuan ini, WHO mendesak pemerintah di berbagai negara untuk segera mengambil tindakan tegas. Regulasi ketat, termasuk pembatasan pemasaran dan penjualan vape kepada anak muda, dinilai penting untuk mencegah krisis kesehatan publik yang lebih luas.
Laporan ini menjadi pengingat: meski perang melawan rokok tembakau menunjukkan hasil, kehadiran vape justru membuka medan pertempuran baru—terutama dalam melindungi generasi muda dari jerat nikotin.