Bangkit dari Luka Perceraian: Tiga Kunci Pemulihan Menurut Psikolog
Perceraian bukan sekadar putusnya ikatan hukum, melainkan juga perjalanan emosional yang penuh tantangan. Psikolog Klinis Winona Lalita R., M.Psi., Psikolog, membagikan tiga strategi kunci untuk membantu seseorang pulih dan kembali menemukan diri setelah berpisah dari pasangan.
1. Membangun Mekanisme *Coping* yang Sehat
Menghadapi stres dan rasa kehilangan pascaperceraian membutuhkan cara adaptif. Beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Menerima realita dan mulai merancang identitas baru sebagai individu mandiri.
- Menyalurkan emosi melalui aktivitas seperti menulis jurnal atau menangis sebagai bentuk pelepasan.
- Mempertimbangkan bantuan profesional untuk mencegah risiko depresi, terutama jika perceraian berlangsung traumatis.
2. Mengandalkan Jaringan Dukungan Sosial
Kehilangan pasangan sering membuat seseorang merasa terisolasi. Untuk itu:
- Carilah dukungan dari lingkaran terdekat—keluarga, sahabat, atau kelompok dengan pengalaman serupa.
- Bantuan tidak hanya bersifat emosional, tetapi juga praktis, seperti arahan hukum atau finansial.
- Merasa didukung dapat mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi beban psikologis.
3. Menguasai Seni Regulasi Emosi
Kemampuan mengendalikan perasaan adalah kunci agar tidak tenggelam dalam kesedihan atau amarah. Beberapa cara melatihnya:
- Mengenali emosi secara sadar dan meresponsnya dengan bijak, bukan impulsif.
- Melakukan meditasi atau refleksi diri untuk meningkatkan kesadaran emosional.
- Terapi bisa menjadi pilihan untuk membantu menemukan keseimbangan batin.
Meski perceraian terasa seperti akhir dari sebuah babak kehidupan, dengan pendekatan tepat, seseorang bisa menuliskan kisah baru yang lebih kuat dan bermakna.







