
Bayer Leverkusen Pecat Erik ten Hag Hanya Dua Laga Setelah Ditunjuk, Ini Penyebabnya
Keputusan mengejutkan datang dari Bayer Leverkusen yang memutus hubungan dengan Erik ten Hag hanya dua pertandingan setelah ia resmi menukangi tim. Pengumuman pemecatan pelatih asal Belanda itu tersebar melalui akun media sosial klub pada Senin (1/9/2025) pukul 17.00 WIB. Ini menjadikannya pemecatan pelatih tercepat sepanjang sejarah Bundesliga.
Ten Hag, yang sebelumnya menganggur sejak hengkang dari Manchester United pada Oktober 2024, baru melatih dua laga di Bundesliga 2025-2026. Sayangnya, performa tim di bawah asuhannya jauh dari harapan. Leverkusen kalah pada laga debutnya melawan Hoffenheim di kandang sendiri, lalu gagal mempertahankan keunggulan 3-1 saat menghadapi 10 pemain Werder Bremen, berakhir dengan skor 3-3.
Namun, masalah sebenarnya sudah muncul sejak masa pramusim. Berbagai insiden dan ketidakcocokan dengan manajemen klub membuat hubungan Ten Hag dan Leverkusen retak. Berikut rangkuman faktor-faktor yang memicu pemecatannya:
1. Masalah di Masa Pramusim
Saat menjalani training camp di Brasil, Ten Hag meminta laga uji coba melawan Flamengo U-20 dimajukan empat hari. Leverkusen akhirnya kalah, dan ia menyalahkan jadwal yang “terlalu cepat”.
2. Konflik dalam Tim Pelatih
Ten Hag membawa dua asisten yang sebelumnya menjadi pelatih utama di klub lain—Andries Ulderink (Royal Antwerp) dan Rogier Meijer (NEC Nijmegen). Namun, struktur kepelatihan yang dibangunnya dinilai kacau dan sering membingungkan.
3. Komentar Kontroversial Soal Granit Xhaka
Ten Hag secara terbuka menyatakan bahwa gelandang senior Granit Xhaka harus dipertahankan. Padahal, manajemen klub sudah berkomitmen melepasnya jika ada tawaran menguntungkan. Akhirnya, Xhaka dijual ke Sunderland.
4. Tekanan Transfer Lewat Media
Ia berulang kali menyampaikan keinginannya merekrut pemain baru melalui wawancara, yang dianggap sebagai upaya memaksa klub memenuhi keinginannya.
5. Kurangnya Rencana Taktis yang Jelas
Para pemain dikabarkan kebingungan karena Ten Hag tidak memiliki *game plan* yang terstruktur. Sikapnya yang keras kepala juga dinilai merugikan tim.
6. Minimnya Karisma Dibanding Xabi Alonso
Ten Hag dianggap tidak memberikan motivasi sebelum laga pembuka melawan Hoffenheim, yang berujung kekalahan. Pemain juga merasa ia tak memiliki aura kepemimpinan sekuat pelatih sebelumnya, Xabi Alonso.
7. Tidak Dilibatkan dalam Perekrutan Lucas Vázquez
Klub sudah tidak melibatkannya dalam pembahasan transfer Lucas Vázquez, pertanda hilangnya kepercayaan.
8. Kritik Kebugaran Pemain yang Tidak Tepat
Setelah imbang melawan Werder Bremen, Ten Hag menyalahkan kebugaran pemain, meski sembilan dari 11 starter telah mengikuti pramusim penuh.
9. Rebutan Penalti Antara Palacios dan Schick
Insiden Exequiel Palacios dan Patrik Schick yang berebut eksekusi penalti semakin memperburuk situasi. Kapten Robert Andrich memilih Schick, meski daftar penendang yang dibuat Ten Hag menempatkan Palacios lebih prioritas.
Dengan berbagai masalah ini, keputusan Leverkusen memecat Ten Hag bukan hanya karena hasil buruk, melainkan juga karena ketidakcocokan dalam manajemen tim dan komunikasi yang tidak efektif.