
Sebuah kasus yang melibatkan orangtua murid dan kepala sekolah menjadi sorotan setelah Tri Indah Alesti melaporkan Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, karena diduga menampar anaknya, ILP (17). Kejadian ini bermula ketika sang anak ketahuan merokok di lingkungan sekolah. Meski laporan tersebut akhirnya dicabut, peristiwa ini memunculkan pertanyaan: mengapa orangtua kerap membela anak meski mereka jelas-jelas bersalah?
Faktor di Balik Pembelaan Orangtua
Para psikolog mengungkapkan beberapa alasan yang mungkin mendasari sikap orangtua dalam situasi seperti ini:
- Pemahaman pendidikan yang kurang. Membela anak yang salah bukanlah bentuk kasih sayang, melainkan kegagalan dalam mengajarkan nilai benar dan salah.
- Ketidaktahuan terhadap aturan sekolah. Jika orangtua tidak membahas peraturan sekolah dengan anak, mereka mungkin kaget saat anak menghadapi konsekuensi.
- Pola asuh tidak konsisten. Perbedaan antara nilai di rumah dan di sekolah bisa membuat anak bingung dan orangtua cenderung membela tindakan keliru anak.
- Kasih sayang berlebihan. Niat baik untuk melindungi anak terkadang membuat orangtua kehilangan objektivitas dalam menilai kesalahan anak.
- Ego dan reputasi. Orangtua mungkin merasa tindakan anak mencerminkan kemampuan mereka sebagai pendidik, sehingga merasa terancam secara sosial.
Saran yang diberikan adalah agar orangtua bersikap terbuka mendengarkan penjelasan dari anak dan pihak sekolah. Selain itu, penting bagi orangtua untuk membantu anak memahami konsekuensi dari kesalahannya sebagai bagian dari proses pembelajaran.