
Pasar Mobil Listrik Bekas di Indonesia: Masalahnya Bukan Hanya Teknologi
Lesunya penjualan mobil listrik bekas di Tanah Air ternyata dipengaruhi oleh faktor yang lebih mendasar daripada sekadar teknologi atau kondisi kendaraan. Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dari ITB, mengungkapkan bahwa masalah ini berawal dari cara penjualan mobil listrik yang kurang tepat sejak awal perkenalannya di pasar.
Kurangnya Edukasi dari Diler
Menurut Yannes, banyak tenaga penjual di diler masih menerapkan pola pemasaran yang sama seperti mobil konvensional berbahan bakar bensin atau solar. Akibatnya, pengetahuan mereka tentang fitur dan perawatan mobil listrik pun terbatas.
“Banyak informasi penting seperti masa pakai baterai, biaya penggantian, dan tips perawatan tidak tersampaikan dengan baik. Ini menciptakan kesan negatif di benak calon pembeli, terutama untuk pasar bekas,” jelas Yannes kepada Kompas.com, Jumat (15/8/2025).
Padahal, edukasi yang tepat sejak awal dapat mengurangi kekhawatiran konsumen. Misalnya, baterai EV sebenarnya bisa bertahan 8–10 tahun dengan kapasitas tersisa sekitar 70–80 persen jika dirawat dengan benar.
Perawatan Baterai Kunci Jaga Nilai Jual
Yannes menekankan, diler dan produsen perlu aktif memberikan panduan perawatan baterai, seperti:
- Menghindari pengisian daya berlebihan
- Tidak terlalu sering menggunakan fast charging
Langkah-langkah ini dapat memperpanjang usia baterai sekaligus mempertahankan nilai jual mobil listrik di pasar bekas.
Depresiasi Harga yang Cepat Jadi Tantangan
Kekhawatiran konsumen terhadap penurunan harga EV ternyata tidak berlebihan. Contoh nyatanya adalah Wuling Air ev, yang harganya anjlok signifikan di pasar bekas.
Pada GIIAS 2025, harga baru Air ev sempat turun menjadi Rp 160 jutaan berkat diskon besar. Imbasnya, nilai jual mobil bekasnya merosot 30–35 persen per tahun.
“Pedagang dulu membeli Air ev sekitar Rp 135 juta, sekarang tipe tertinggi hanya laku Rp 100 juta, sedangkan varian dasar tahun 2022 sekitar Rp 70 juta,” ujar Andi dari Jordy Motor.
Perlu Perubahan Persepsi dan Layanan Purna Jual
Yannes menyatakan, tren ini akan sulit diatasi selama pandangan masyarakat terhadap EV masih negatif. Solusinya adalah:
- Perluasan jaringan diler dengan layanan 3S (Sales, Service, Spareparts)
- Edukasi konsisten tentang keunggulan dan perawatan EV
Dengan pendekatan ini, pasar mobil listrik bekas di Indonesia berpotensi tumbuh lebih stabil dan sehat di masa depan.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!