
Ketika seorang anak mendapat teguran dari guru di sekolah, reaksi orangtua bisa beragam—ada yang langsung membela, ada pula yang memilih memahami situasi. Namun, menurut Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi., psikolog keluarga, momen seperti ini justru bisa menjadi pelajaran berharga bagi anak untuk belajar tanggung jawab dan arti penting meminta maaf.
Pentingnya Mengajarkan Anak untuk Meminta Maaf
Meminta Maaf Bukan Tanda Kelemahan
Sukmadiarti menjelaskan bahwa meminta maaf bukanlah bentuk kekalahan atau kelemahan. Justru, anak yang terbiasa meminta maaf dengan tulus akan lebih mudah membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Mereka belajar bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, dan tanggung jawab harus dihadapi, bukan dihindari.
“Ketika anak menyadari konsekuensi dari perbuatannya, ia akan terdorong untuk memperbaiki diri. Ini jauh lebih baik daripada selalu dibela tanpa refleksi,” ujarnya.
Orangtua Sebagai Contoh Utama
Agar anak terbiasa meminta maaf, orangtua perlu menjadi teladan. Anak cenderung meniru apa yang dilihatnya sehari-hari.
“Jika orangtua berani meminta maaf saat melakukan kesalahan—baik kepada anak maupun orang lain—anak akan mencontoh perilaku tersebut. Dengan begitu, kebiasaan ini tertanam sejak dini,” kata Sukmadiarti.
Langkah Mendampingi Anak Setelah Ditegur Guru
Saat anak mendapat teguran di sekolah, orangtua dapat mengambil peran aktif dengan beberapa cara:
- Dengarkan cerita anak tanpa menghakimi. Beri ruang bagi anak untuk bercerita, lalu validasi perasaannya sebelum menjelaskan pentingnya mematuhi aturan sekolah.
- Bantu anak meminta maaf. Ajak anak untuk meminta maaf secara tulus, baik melalui kata-kata langsung, surat, atau cara lain yang sopan.
- Perhatikan dampak jangka panjang. Anak yang terbiasa menghindari permintaan maaf berisiko sulit menerima kritik dan cenderung menyalahkan orang lain. Sebaliknya, anak yang belajar meminta maaf akan tumbuh lebih resilien dan memiliki keterampilan sosial yang baik.
“Permintaan maaf mungkin terlihat kecil, tetapi dampaknya besar. Dari sini, anak belajar rendah hati, bertanggung jawab, dan menghargai orang lain,” tambah Sukmadiarti.
Jika orangtua merasa kesulitan membimbing anak dalam hal ini, berkonsultasi dengan psikolog keluarga dapat menjadi solusi untuk menemukan strategi yang tepat.
Di tengah situasi yang dinamis, Kompas.com tetap berkomitmen menyajikan informasi akurat dan bermanfaat. Pantau terus berita terkini dan dapatkan notifikasi penting melalui Aplikasi Kompas.com. Unduh di sini