
Waspada, Konsumsi Vitamin Berlebihan Bisa Picu Masalah Kesehatan Serius
Mengonsumsi vitamin atau suplemen secara berlebihan ternyata dapat membahayakan tubuh, alih-alih memberikan manfaat. Banyak orang mengira bahwa semakin banyak mengonsumsi suplemen, semakin sehat mereka. Padahal, anggapan ini justru bisa berisiko.
Robert J. Fontana, MD, profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Michigan, menjelaskan, “Orang sering berpikir bahwa suplemen sama seperti buah—jika sedikit baik, lebih banyak pasti lebih baik. Padahal, kenyataannya tidak selalu demikian.”
Suplemen Bukan Pengganti Makanan Sehat
Para ahli menegaskan bahwa suplemen seharusnya hanya digunakan untuk melengkapi kekurangan nutrisi tertentu, bukan sebagai pengganti pola makan sehat. Olivia Thomas, MS, RD, LDN, direktur inovasi dan implementasi nutrisi di Boston Medical Center, mengatakan, “Suplemen adalah pelengkap, bukan jalan pintas untuk kesehatan yang lebih baik.”
Di Amerika Serikat, suplemen tidak diawasi ketat oleh FDA seperti obat-obatan. Pieter Cohen, MD, profesor kedokteran di Harvard Medical School, mengingatkan, “Kualitas suplemen seringkali tidak jelas. Labelnya pun tidak selalu akurat. Hindari suplemen yang mengklaim manfaat berlebihan.”
Karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen, terutama jika Anda sedang menjalani pengobatan atau memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Siapa yang Perlu Lebih Hati-Hati?
Menurut Cindy Reuter, N.D., M.S.O.M., M.P.H., LA.c., dari Dartmouth Health Alice Peck Day Memorial Hospital, beberapa kelompok perlu ekstra berhati-hati saat mengonsumsi suplemen, termasuk:
- Orang dengan masalah hati, ginjal, atau jantung
- Pasien kanker yang sedang menjalani perawatan
- Orang yang mengonsumsi obat pengubah kekebalan tubuh atau pengencer darah
- Ibu hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan
Menggabungkan suplemen dengan obat tertentu bisa memicu interaksi berbahaya.
Tanda-Tanda Kelebihan Vitamin
Gejala kelebihan vitamin kadang tampak ringan, tetapi bisa berbahaya. Vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin C dan B, bisa dikeluarkan melalui urin. Namun, vitamin yang larut dalam lemak—seperti A, D, E, dan K—dapat menumpuk di tubuh dan menyebabkan toksisitas.
Beberapa gejala yang perlu diwaspadai:
- Urin berwarna cerah atau tidak biasa
- Gangguan pencernaan (mual, diare, sembelit, sakit perut)
- Gejala neurologis (sakit kepala, pusing, kesemutan, susah tidur)
- Perubahan fisik (kelelahan, rambut rontok, perubahan warna kulit)
- Hasil tes laboratorium abnormal (peningkatan enzim hati, gangguan ginjal)
Fontana menambahkan, palpitasi jantung atau nyeri dada harus segera diperiksakan. Reuter juga menyebut ruam atau iritasi kulit bisa menjadi tanda tubuh menolak asupan berlebih.
Sue-Ellen Anderson-Haynes dari Academy of Nutrition and Dietetics menjelaskan, kelebihan zat besi bisa menyebabkan rasa logam di mulut, tekanan darah rendah, dan kejang. Sementara, terlalu banyak vitamin C dapat memicu diare atau muntah.
Kombinasi Suplemen yang Harus Dihindari
Mencampur suplemen tanpa pemahaman yang tepat bisa berisiko. Thomas menyarankan untuk tidak mengonsumsi kalsium dan zat besi bersamaan karena dapat mengganggu penyerapan.
Hindari juga menggabungkan suplemen yang bersifat stimulan, seperti produk untuk fokus, penurun berat badan, atau penambah energi, karena dapat memicu efek samping yang tidak diinginkan.