
Knalpot Racing: Meningkatkan Performa, Tapi Bawa Dampak Negatif
Penggunaan knalpot racing atau *brong* sering menjadi pilihan pengendara motor yang ingin meningkatkan tenaga mesin sekaligus mendapatkan suara yang lebih menggema. Namun, di balik keunggulannya, ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai.
Pengaruh Pemasangan Knalpot Racing pada Mesin
Menurut Yansen Huang, SPV Technical BRT (Bintang Racing Team), salah satu masalah utama muncul ketika knalpot racing dipasang tanpa penyesuaian mesin yang tepat.
“Jika pembuatannya tidak tepat, motor malah kehilangan tenaga karena rasio bahan bakar dan udara (AFR) tidak optimal,” jelas Yansen kepada *Kompas.com* (27/8/2025).
Pentingnya Penyesuaian ECU
Yansen menyarankan agar penggantian knalpot racing sebaiknya diikuti dengan pemasangan ECU (*Engine Control Unit*) yang bisa diprogram. Tujuannya, agar suplai bahan bakar ke ruang bakar dapat disesuaikan dengan karakteristik knalpot baru.
Dampak Rasio Bahan Bakar yang Tidak Tepat
Beberapa risiko yang muncul jika AFR tidak seimbang:
- Terlalu *rich* (bahan bakar berlebih): Busi cepat rusak dan konsumsi bensin lebih boros.
- Terlalu *lean* (udara berlebih): Mesin overheat dan berpotensi mengalami *pre-ignition* (ledakan prematur), yang bisa merusak komponen mesin.
Dampak Lingkungan dan Kenyamanan
Selain masalah teknis, knalpot racing juga memengaruhi lingkungan dan kenyamanan berkendara.
“Suara yang dihasilkan jauh lebih keras karena aliran udara lebih bebas dan tidak ada peredam suara,” kata Yansen.
Tak hanya itu, kebanyakan knalpot racing menggunakan sistem *direct flow* tanpa *catalytic converter*, sehingga emisi gas buang lebih tinggi dibanding knalpot standar.
Rekomendasi Penggunaan
Mengingat berbagai risiko tersebut, knalpot racing sebaiknya digunakan hanya untuk balap atau di sirkuit. Sementara untuk harian, knalpot standar tetap pilihan teraman, nyaman, dan sesuai peraturan.