Kesiapan Mental Sebelum Menikah: Fondasi Utama untuk Hubungan yang Kokoh
Memasuki jenjang pernikahan bukan sekadar urusan cinta atau kecocokan semata. Menurut Ayu Mas Yoca Hapsari, M.Psi., Psikolog, kesiapan mental adalah faktor krusial yang sering kali terlupakan. Kesiapan ini tidak ditentukan oleh berapa lama hubungan berjalan atau seberapa tua usia seseorang, melainkan oleh kedewasaan emosional dan kemandirian psikologis.
Lima Indikator Kesiapan Mental untuk Menikah
- Kedewasaan Emosional yang Stabil
Kemampuan untuk memahami, mengendalikan, dan mengekspresikan emosi dengan tepat menjadi tanda utama. Seseorang yang matang secara emosional tidak mudah terbawa emosi negatif saat menghadapi masalah, yang pasti terjadi dalam dinamika rumah tangga. - Kemandirian Psikologis
Siap menikah berarti mampu berdiri sendiri secara mental, tanpa menjadikan pasangan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan. Hubungan yang sehat dibangun oleh dua individu yang utuh, bukan dua separuh yang saling bergantung. - Kemampuan Komunikasi yang Jelas dan Asertif
Menyampaikan pendapat atau perasaan tanpa menyakiti pasangan adalah keterampilan vital. Begitu pula kesediaan mendengarkan dengan empati, tanpa defensif atau menghakimi. - Kesiapan Menyelesaikan Konflik dengan Bijak
Pernikahan tidak bebas dari gesekan. Kesiapan mental tercermin dari cara menghadapi perbedaan: mencari solusi bersama, bukan memperuncing masalah. - Pandangan Realistis tentang Hidup Berumah Tangga
Memiliki tujuan bersama yang masuk akal membantu pasangan menghindari kekecewaan. Pernikahan adalah perjalanan panjang yang membutuhkan komitmen untuk saling mendukung dan beradaptasi.
Pernikahan bukan sekadar pesta dan kebahagiaan sesaat, melainkan komitmen untuk bertumbuh bersama. Tanpa fondasi mental yang kuat, hubungan bisa rapuh di tengah tantangan kehidupan.
Sumber Artikel: Kompas.com, diakses pada Jumat, 07 November 2025
Link Artikel Asli: https://lifestyle.kompas.com/read/2025/11/07/070000820/psikolog-jelaskan-5-tanda-seseorang-siap-mental-menikah




