5 Dampak Negatif Gaya Parenting VOC pada Kesehatan Mental Anak yang Harus Diwaspadai

0 0
Read Time:1 Minute, 18 Second

Pola Asuh Keras dan Otoriter: Dampak Tersembunyi pada Kesehatan Mental Anak

Gaya pengasuhan yang kaku dan penuh tekanan, sering disebut sebagai parenting VOC, memang dikenal karena menekankan kedisiplinan tinggi. Namun, di balik niat untuk membentuk karakter anak, pendekatan ini menyimpan risiko serius bagi perkembangan psikologis mereka. Psikolog Meity Arianty memperingatkan bahwa pola asuh yang mengandalkan ancaman dan hukuman dapat meninggalkan bekas luka emosional yang bertahan hingga dewasa.

Dampak Jangka Panjang pada Kesehatan Mental

Anak-anak yang dibesarkan dengan parenting VOC rentan mengalami masalah kepercayaan diri, kecemasan berlebihan, dan ketakutan yang sulit dikendalikan. “Mereka sering kesulitan mengekspresikan emosi dengan sehat, baik melalui pemberontakan diam-diam atau kepatuhan tanpa pertanyaan,” jelas Meity. Selain itu, anak-anak ini cenderung merasa pendapatnya tidak dihargai, sehingga memengaruhi kemampuan mereka dalam bersosialisasi dan mengambil keputusan di kemudian hari.

Perbedaan Dampak pada Anak Laki-Laki dan Perempuan

Efek pola asuh otoriter tidak selalu sama pada setiap anak. Menurut Meity, anak laki-laki biasanya menunjukkan reaksi yang lebih terlihat, seperti sikap agresif atau menarik diri dari lingkungan sosial. Sementara itu, anak perempuan cenderung memendam emosi, yang berujung pada masalah seperti kecemasan, depresi, atau rasa bersalah yang berlebihan. Perbedaan ini tidak lepas dari pengaruh budaya dan ekspektasi sosial yang dibawa orangtua dari generasi sebelumnya.

Menemukan Keseimbangan dalam Pengasuhan

Meski disiplin tetap penting, Meity menekankan perlunya pendekatan yang lebih seimbang. Orangtua perlu memberikan ruang bagi anak untuk berbicara dan mengekspresikan diri, sambil tetap mempertahankan aturan yang jelas. Dengan begitu, anak tidak hanya belajar tanggung jawab, tetapi juga tumbuh dengan kesehatan mental yang lebih baik dan hubungan yang harmonis dengan keluarga.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Cuaca Panas Picu Emosi? Begini Tips Psikiater untuk Mengendalikannya

Sengatan terik matahari ternyata tak hanya menguras energi fisik, tetapi juga berpotensi mengganggu keseimbangan mental. Berikut penjelasan mendalam tentang bagaimana suhu tinggi memengaruhi kondisi psikologis dan langkah antisipasinya: Pengaruh Panas…

Anak Ditegur di Sekolah? Psikolog Ungkap Efek Memarahinya Lagi di Rumah

Insiden Tamparan Kepala Sekolah di Banten: Bagaimana Sebaiknya Orang Tua Menyikapi Hukuman di Sekolah? Seorang kepala sekolah di Banten menjadi sorotan setelah diduga menampar seorang siswa (ILP, 17) yang ketahuan…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Cuaca Panas Picu Emosi? Begini Tips Psikiater untuk Mengendalikannya

  • By Admin
  • October 19, 2025
  • 0 views
Cuaca Panas Picu Emosi? Begini Tips Psikiater untuk Mengendalikannya

Anak Ditegur di Sekolah? Psikolog Ungkap Efek Memarahinya Lagi di Rumah

  • By Admin
  • October 19, 2025
  • 0 views
Anak Ditegur di Sekolah? Psikolog Ungkap Efek Memarahinya Lagi di Rumah

Risiko Baby Blues Meningkat pada Kehamilan di Bawah 20 Tahun, Simak Penjelasan Dokter!

  • By Admin
  • October 19, 2025
  • 0 views
Risiko Baby Blues Meningkat pada Kehamilan di Bawah 20 Tahun, Simak Penjelasan Dokter!

5 Alasan Orangtua Membela Anak yang Salah, Belajar dari Kasus Kepala Sekolah Menampar Murid

  • By Admin
  • October 19, 2025
  • 1 views
5 Alasan Orangtua Membela Anak yang Salah, Belajar dari Kasus Kepala Sekolah Menampar Murid

7 Momen Lamaran Romantis Teuku Rassya & Cleantha Islan dengan Nuansa Pastel yang Memikat

  • By Admin
  • October 19, 2025
  • 1 views
7 Momen Lamaran Romantis Teuku Rassya & Cleantha Islan dengan Nuansa Pastel yang Memikat

Psikolog Ungkap Dampak Fatal Orangtua Membela Anak yang Salah, Kasus Kepsek Tampar Murid Jadi Pelajaran

  • By Admin
  • October 19, 2025
  • 0 views
Psikolog Ungkap Dampak Fatal Orangtua Membela Anak yang Salah, Kasus Kepsek Tampar Murid Jadi Pelajaran