
Aksi demonstrasi yang terus berlanjut sejak 25 Agustus 2025 memicu ketegangan politik di Indonesia, menimbulkan gelombang keresahan di tengah masyarakat. Banjir informasi di media sosial dan televisi turut memperburuk situasi, memicu kecemasan serta menumbuhkan rasa tidak percaya terhadap pemerintah dan kebijakannya.
Menurut Ayu Rahmawati Tirto, M.Psi., psikolog klinis dari Santosha.id, reaksi semacam ini sebenarnya wajar. “Ketika terus dijejali berita negatif, wajar jika masyarakat merasa dikhianati. Kekhawatiran akan masa depan keluarga, pekerjaan, dan kesejahteraan pun muncul,” ujarnya dalam sesi trauma healing bersama Santosha.id dan Menjadi Manusia yang diikuti Kompas.com pada Minggu (31/8/2025).
Meski demikian, Ayu mengingatkan agar kecemasan dan ketidakpercayaan ini tidak dibiarkan berlarut-larut hingga mengganggu kesehatan mental. Perjuangan menuntut keadilan memang penting, tetapi jangan sampai energi terkuras hanya karena terus terperangkap dalam kekhawatiran.
Mengendalikan Kecemasan dan Trust Issue Terhadap Pemerintah
Jika tidak dikelola dengan baik, kecemasan dan rasa tidak percaya bisa berdampak serius, seperti:
- Kelelahan mental akibat terlalu banyak memikirkan hal-hal negatif
- Gangguan tidur karena terlalu sering membaca berita hingga larut malam
- Hilang fokus dalam aktivitas sehari-hari akibat terus terpaku pada pemberitaan
- Hubungan sosial terganggu karena obrolan hanya berkutat pada isu politik
Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
1. Batasi Konsumsi Informasi
“Kurangi paparan berita jika mulai merasa cemas. Sesekali alihkan perhatian dengan konten lain, seperti konser musik atau hiburan favorit,” saran Ayu. Tidak masalah untuk beristirahat sejenak dari berita politik, terutama jika pemberitaan didominasi hal-hal negatif dari pagi hingga malam.
2. Jangan Terlalu Fokus pada Topik Politik
Membahas situasi politik sah-sah saja, tapi cobalah mengalihkan obrolan ke topik lain sesekali. “Tidak masalah bercanda atau ngobrol santai dengan teman tentang hal-hal di luar isu panas,” kata Ayu. Ini bukan berarti mengabaikan masalah, tetapi memberi ruang bagi pikiran untuk beristirahat.
3. Berbagi Cerita dengan Orang Terdekat
Mencurahkan perasaan kepada teman bisa meringankan beban pikiran. Namun, pastikan untuk tetap menghargai pendapat lawan bicara dan menjaga pikiran tetap terbuka.
4. Coba Journaling
Bagi yang tidak nyaman bercerita kepada orang lain, menuliskan pikiran di buku atau aplikasi bisa menjadi alternatif.
5. Jaga Pola Hidup Sehat
Ayu menekankan pentingnya menjaga kesehatan fisik meski sedang dilanda kecemasan. “Pikiran dan tubuh saling terkait. Jangan sampai lupa makan, bergerak, atau tidur hanya karena terlalu asyik membaca berita,” pesannya.