
Pengembangan Obat Herbal di Indonesia: Tantangan yang Harus Dijawab, Peluang yang Tak Boleh Dilewatkan
Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, memiliki potensi besar dalam pengembangan obat herbal. Namun, jalan menuju komersialisasi produk berbahan alam ini tidak selalu mulus. Berbagai tantangan harus dihadapi, mulai dari ketidakjelasan pasar hingga regulasi yang kompleks. Di sisi lain, upaya kolaboratif dan inovasi teknologi mulai menunjukkan titik terang bagi masa depan industri ini.
Tantangan yang Menghambat
1. Pasar yang Belum Terdefinisi dengan Baik
Prof. Raymond Tjandrawinata dari PT Dexa Medica menyoroti bahwa salah satu kendala utama adalah ketiadaan pasar yang jelas. Tanpa target pasar yang terukur, penentuan bahan baku dan strategi pengembangan produk menjadi kurang optimal.
2. Birokrasi Regulasi yang Berbelit
Proses memperoleh izin edar dari Badan POM memakan waktu lama dan penuh tantangan. Tidak jarang, penelitian yang telah dilakukan ternyata tidak memenuhi persyaratan, sehingga harus diulang dari awal. Hal ini memperlambat laju inovasi.
3. Minimnya Akses ke Program JKN
Obat Bahan Alam (OBA) hingga kini belum masuk dalam Formularium Nasional Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Keterbatasan aturan dari Kementerian Kesehatan menjadi penghalang utama dalam perluasan penggunaan dan pengembangan obat herbal.
Upaya dan Terobosan yang Dilakukan
1. Kunjungan WHO dan BPOM ke DLBS
Baru-baru ini, delegasi WHO bersama Badan POM RI mengunjungi Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) untuk melihat langsung pengembangan Obat Modern Alami Integratif (OMAI). Kunjungan ini menjadi momen penting dalam pertukaran pengetahuan.
2. Inovasi Berbasis Teknologi 4.0
Sejak 2005, DLBS fokus mengembangkan obat berbahan alam, termasuk ekstrak tumbuhan dan hewan seperti cacing tanah. Mereka menggunakan pendekatan saintifik (T-CEBS) dan uji klinis untuk memastikan keamanan serta efektivitas produk.
3. Kolaborasi untuk Standar Global
Kunjungan ini juga menjadi ajang diskusi untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan fitofarmaka berstandar internasional. Sinergi antara regulator dan industri dinilai krusial untuk memajukan sektor ini.
Masa Depan Obat Herbal Indonesia
– Kekayaan Biodiversitas sebagai Modal Utama: Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat beragam, yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan obat herbal.
– Perlu Solusi Regulasi dan Pasar: Jika tantangan regulasi dan akses pasar JKN bisa diatasi, industri obat herbal bisa menjadi tulang punggung kesehatan nasional.
– Potensi Go Global: Inovasi seperti yang dilakukan DLBS membuktikan bahwa Indonesia mampu menghasilkan obat bahan alam yang kompetitif di tingkat dunia.
Dengan kerja sama semua pihak, obat herbal Indonesia bisa menjadi solusi kesehatan yang terjangkau dan berkualitas, baik untuk pasar domestik maupun internasional.