
Menjadi seorang ibu untuk pertama kalinya seringkali menjadi pengalaman yang penuh tantangan. Hal ini juga dirasakan oleh Merdianti Octavia, aktris dan model yang mengaku sempat kewalahan saat memulai perjalanan sebagai ibu baru. Ibu dua anak sekaligus menantu dari penyanyi senior Dewi Yul ini membagikan kisahnya tentang bagaimana ia menghadapi masa-masa awal pengasuhan anak.
1. Kebingungan Awal yang Wajar
Merdianti mengungkapkan bahwa fase awal menjadi ibu penuh dengan kebingungan, terutama karena banyaknya masukan dari orang sekitar. “Awalnya aku merasa kewalahan karena belum punya pengalaman. Banyak sekali saran dari teman, keluarga, bahkan orang-orang di sekitar,” ujarnya dalam acara peluncuran kemasan baru Cussons Baby di Ganara Art Space Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025). Namun, ia menyadari bahwa hal tersebut adalah hal yang normal. Sebagai ibu baru, ia belajar untuk menyaring mana saran yang perlu diikuti dan mana yang tidak.
2. Peran Penting Dukungan Suami
Di tengah tantangan tersebut, Merdianti bersyukur memiliki suami yang selalu mendukung dan terlibat aktif dalam pengasuhan anak. “Alhamdulillah, suamiku sangat membantu. Kami selalu berdiskusi dengan ahli, seperti dokter, untuk memastikan kesehatan dan tumbuh kembang anak,” jelasnya. Kolaborasi dengan suami membuat beban terasa lebih ringan, sekaligus memberikan keyakinan bahwa setiap keputusan yang diambil adalah yang terbaik untuk anak mereka.
3. Rutin Konsultasi dengan Psikolog Anak
Tak hanya berkonsultasi dengan dokter, Merdianti dan suaminya juga memilih untuk rutin membawa anak ke psikolog sejak dini. Tujuannya bukan karena ada masalah, melainkan untuk memahami perkembangan emosi dan perilaku anak. “Ini penting agar kami bisa menghadapi setiap fase pertumbuhan dengan lebih siap,” ucap finalis Gadis Sampul 2010 ini. Mereka menjadwalkan konsultasi secara berkala untuk mendiskusikan tantangan baru yang mungkin muncul seiring bertambahnya usia anak.
4. Belajar dari Pengalaman Keluarga
Selain mengandalkan ahli, Merdianti juga terbuka menerima masukan dari orangtua dan mertuanya. “Mereka sudah melewati fase ini sebelumnya, jadi pengalaman mereka sangat berharga,” katanya. Ia meyakini bahwa kombinasi antara pengetahuan modern dari para ahli dan kebijaksanaan generasi sebelumnya membuatnya lebih percaya diri dalam menjalani peran sebagai seorang ibu. Dengan begitu, setiap langkah dalam mengasuh anak bisa dilakukan dengan lebih matang dan penuh pertimbangan.