
Berita tentang korupsi hingga konflik politik seringkali memicu kecemasan dan stres bagi sebagian orang. Menyikapi hal ini, Psikolog Klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kepedulian terhadap isu nasional dan kesehatan mental. “Empati berjarak adalah kuncinya—peduli pada masalah bangsa, tapi jangan sampai larut hingga mengganggu kondisi psikologis,” ujarnya dalam wawancara dengan *Kompas.com*, Rabu (27/8/2025). Berikut enam langkah praktis untuk mengurangi tekanan emosional akibat dinamika negara.
Tips mengurangi stres akibat permasalahan negara
1. Atur intensitas konsumsi berita
Psikolog Joko mengingatkan, paparan berita negatif berlebihan dapat memicu stres kronis dan mengganggu konsentrasi. Solusinya, selingi berita berat dengan konten positif agar pikiran tetap segar. “Beri jeda dengan membaca kabar yang membahagiakan. Ini membantu menjaga mental tetap stabil tanpa kehilangan empati,” jelasnya.
2. Rutin latih pernapasan dalam
Cukup luangkan 5–10 menit sehari untuk menarik napas panjang, tahan sejenak, lalu hembuskan perlahan. Teknik ini terbukti meredakan ketegangan saraf dan memberi ketenangan sesaat dari hiruk-pikuk informasi.
3. Gerakkan tubuh secara teratur
Aktivitas fisik seperti jalan kaki, yoga, atau peregangan selama 15–30 menit sehari merangsang produksi endorfin—hormon yang memperbaiki mood. Tak perlu intens, yang penting konsisten.
4. Ekspresikan pikiran lewat tulisan
Tuangkan kegelisahan atau ide-ide dalam jurnal. Proses menulis membantu mengolah emosi secara konstruktif dan melihat masalah dari sudut pandang lebih objektif.
5. Berkontribusi di lingkup terkecil
“Fokus pada aksi nyata di sekitar, seperti membantu tetangga atau komunitas,” saran Psikolog Joko. Bentuknya bisa donasi, edukasi, atau sekadar berbagi waktu. “Memberi tanpa beban justru membawa kebahagiaan,” tambahnya.
6. Kendalikan ekspektasi
Perubahan sistemik tidak terjadi dalam semalam. “Pemerintah pun punya keterbatasan karena kompleksnya dinamika politik,” paparnya. Dengan memahami ini, kita bisa tetap kritis tanpa terbebani emosi negatif. Fokus pada hal-hal yang bisa diubah adalah kunci menjaga mental tetap sehat.