Gelar Kerajaan yang Tak Selamanya Abadi: Ketika Bangsawan Kehilangan Statusnya
Dunia monarki seringkali dianggap sebagai simbol kemewahan dan tradisi yang tak tergoyahkan, di mana gelar bangsawan diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Sejumlah anggota keluarga kerajaan justru harus rela melepas gelar mereka karena berbagai alasan, mulai dari skandal, konflik internal, hingga perubahan aturan kerajaan.
Baru-baru ini, kasus Pangeran Andrew dari Inggris kembali mengingatkan publik bahwa gelar kerajaan bisa saja dicabut jika pemegangnya terlibat kontroversi. Ini bukanlah fenomena baru—sejarah mencatat beberapa contoh bangsawan yang kehilangan hak istimewa mereka. Berikut beberapa di antaranya:
### 1. Pangeran Andrew (Inggris)
Pangeran Andrew, sebelumnya bergelar Duke of York, menjadi pusat perhatian setelah namanya terseret dalam skandal Jeffrey Epstein. Wawancaranya yang kontroversial di BBC pada 2019 semakin memperburuk citranya. Akibatnya, Istana Buckingham mencabut gelar kehormatan militernya dan menghapus status *His Royal Highness* (HRH). Pada 2025, Raja Charles III secara resmi mencopot sisa gelarnya, meninggalkan Andrew hanya dengan nama keluarga Mountbatten-Windsor.
### 2. Putri Srirasmi Suwadee (Thailand)
Mantan istri Raja Maha Vajiralongkorn ini melepaskan gelarnya pada 2014 setelah beberapa keluarganya terlibat kasus penyalahgunaan nama kerajaan. Sejak itu, ia menjalani hidup jauh dari sorotan publik.
### 3. Pangeran Nikolai dari Monpezat (Denmark)
Pada 2022, Ratu Margrethe II mencopot gelar pangeran dan putri dari empat cucunya, termasuk Nikolai, menggantinya dengan gelar *Count* atau *Countess of Monpezat*. Langkah ini bertujuan memberi mereka kebebasan lebih tanpa beban protokol kerajaan, meski tetap dalam garis suksesi.
### 4. Pangeran Harry (Inggris)
Bersama Meghan Markle, Harry memutuskan mundur dari tugas kerajaan pada 2020. Meski masih menyandang gelar Duke of Sussex, mereka tak lagi terlibat dalam urusan resmi kerajaan. Keputusan ini memicu perdebatan, meski Harry tetap berada dalam urutan suksesi tahta.
### 5. Putri Diana (Inggris)
Setelah bercerai dari Pangeran Charles pada 1996, Diana tak lagi berhak menggunakan gelar *HRH Princess of Wales*, meski publik tetap memanggilnya demikian. Tragisnya, ia meninggal setahun kemudian dalam kecelakaan mobil di Paris.
### 6. Raja Edward VIII (Inggris)
Edward VIII menjadi salah satu raja dengan masa pemerintahan terpendek dalam sejarah Inggris. Ia memilih turun takhta pada 1936 demi menikahi Wallis Simpson, seorang janda Amerika. Setelah mengundurkan diri, ia diberi gelar Duke of Windsor namun kehilangan status sebagai raja.
### 7. Putri Noriko (Jepang)
Putri Noriko, cucu Kaisar Akihito, kehilangan status kerajaannya setelah menikah dengan warga sipil pada 2014. Aturan Jepang memang mengharuskan wanita kerajaan melepas gelar jika menikah di luar keluarga bangsawan. Kini, ia dikenal sebagai Noriko Kiso, meski tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga kekaisaran.
Dari skandal hingga perubahan aturan, kisah-kisah ini membuktikan bahwa gelar kerajaan tak selalu abadi. Meski diwariskan turun-temurun, status bangsawan bisa saja hilang dalam sekejap.







