
Gizi Anak di Jakarta: Tantangan dan Upaya Penanganan di Kepulauan Seribu
Masalah gizi pada anak masih menjadi isu kritis di DKI Jakarta, terutama di wilayah Kepulauan Seribu. Data terbaru dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pada 2022 mengungkapkan bahwa 12,31% balita mengalami gizi kurang, 7,8% menderita stunting, dan 4,51% tergolong kurus. Jika tidak ditangani, kondisi ini berpotensi memicu masalah kesehatan jangka panjang, termasuk stunting yang dapat menghambat perkembangan anak.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Kepulauan Seribu bahkan mencapai 20,5%, menjadikannya wilayah dengan prevalensi tertinggi di Jakarta. Hal ini mendorong Dinas Kesehatan setempat untuk menjadikan Pulau Kelapa, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, sebagai lokasi prioritas intervensi.
Kolaborasi untuk Kesehatan Masyarakat
Sebagai bagian dari solusi, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Jakarta menggelar Public Expose Kawasan Sehat di Aula Kelurahan Pulau Kelapa pada Sabtu (31/8/2025). Acara ini bertujuan memaparkan capaian program sekaligus memperkuat komitmen bersama dalam menjaga keberlanjutan inisiatif kesehatan masyarakat.
Kawasan Sehat sendiri merupakan pendekatan pemberdayaan berbasis promotif dan preventif, dengan intervensi menyeluruh sepanjang siklus hidup manusia. Turut hadir dalam kegiatan ini Lurah Pulau Kelapa Muslim, Sekretaris Yayasan Rumah Sehat Terpadu (YRST) Dompet Dhuafa Iwan Ridwan, serta Kepala LKC Dompet Dhuafa drg. Martina Tirta Sari.
Fokus pada Tujuh Indikator Utama
Program Kawasan Sehat di Pulau Kelapa berfokus pada tujuh indikator kunci:
- Kesehatan ibu dan anak serta eliminasi stunting
- Pengelolaan pasien tuberkulosis (TBC)
- Pengendalian penyakit tidak menular (PTM)
- Pembangunan lingkungan hijau produktif
- Peningkatan sanitasi
- Penguatan kesehatan mental dan spiritual
Hasil yang Telah Dicapai
Hingga 2024, sejumlah kemajuan signifikan telah tercatat:
– Kesehatan Ibu dan Anak: Tidak ada kematian ibu hamil, 3 kasus anemia ringan membaik, dan 20 ibu berhasil memberikan ASI eksklusif.
– TBC: Skrining 1.077 orang tanpa temuan kasus baru, dengan 16 pasien dinyatakan sembuh.
– PTM: 1.334 orang menjalani skrining, 260 masuk pengelolaan PTM, dan 150 mendapat pendampingan.
– Sanitasi: Hanya 1 rumah yang masih buang air besar sembarangan, sementara 410 rumah telah memiliki jamban sehat.
– Lingkungan Hijau: 244 keluarga mendapat edukasi menanam pohon, dan 200 keluarga telah mempraktikkannya.
– Kesehatan Mental: 290 orang aktif dalam kegiatan komunitas seperti pengajian dan senam.
Lurah Pulau Kelapa Muslim menyatakan dukungannya terhadap program ini, menekankan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat telah meningkat signifikan.
Perkembangan dari Tahun ke Tahun
Perbandingan data antara 2022 dan 2023 menunjukkan tren positif:
– Gizi Balita: Persentase balita dengan status gizi membaik meningkat dari 96% (2022) menjadi 79,5% (2023).
– TBC: Cakupan skrining melonjak dari 127 orang (2022) menjadi 459 orang (2023).
– Sanitasi: Rumah dengan jamban sehat bertambah dari 30 (2022) menjadi 410 (2024).
– Lingkungan: Edukasi penanaman pohon menjangkau 236 orang pada 2023, naik dari 41 orang di 2022.
Martina Tirta Sari menegaskan bahwa program ini akan terus diperkuat, khususnya dalam aspek sanitasi melalui inisiatif Kampung Sehati.
Komitmen untuk Masa Depan
Public Expose Kawasan Sehat tidak hanya menjadi ajang pelaporan capaian, tetapi juga momentum untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor. Melalui transparansi dan akuntabilitas, LKC Dompet Dhuafa berkomitmen mendorong terwujudnya Pulau Kelapa yang lebih sehat, mandiri, dan berdaya.