
Stres tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga bisa menjadi pemicu munculnya jerawat. Selain faktor seperti perubahan hormon, pola makan, dan kebersihan kulit, tekanan psikologis dapat memicu lonjakan hormon yang memperburuk kondisi jerawat. Lantas, bagaimana cara mengatasi jerawat yang muncul akibat stres? Berikut tujuh langkah efektif yang direkomendasikan para ahli dermatologi.
7 Cara Mengatasi Jerawat Akibat Stres
1. Gunakan Produk dengan Kandungan Aktif
Menurut Dr. Nkem Ugonabo, dokter kulit bersertifikat dari UnionDerm, bahan aktif seperti benzoyl peroxide, salicylic acid, sulfur, serta retinol atau retinoid efektif melawan jerawat. “Bahan-bahan ini bekerja dengan membunuh bakteri, membersihkan pori-pori, dan mengurangi peradangan,” jelasnya, seperti dikutip dari Vogue. Produk pembersih wajah dengan salicylic acid atau krim benzoyl peroxide bisa menjadi pilihan awal sebelum beralih ke perawatan medis. Namun, bagi yang memiliki kondisi kulit khusus, konsultasi dengan dokter sangat disarankan.
2. Pilih Pelembab Non-Komedogenik
Banyak orang menghindari pelembab karena takut jerawat semakin parah. Namun, Dr. Michelle Henry, dokter kulit asal New York, menyarankan penggunaan pelembab non-komedogenik yang tidak menyumbat pori. “Pelembab dengan kandungan salicylic acid atau hyaluronic acid dapat menjaga kelembapan kulit tanpa memicu jerawat baru,” ujarnya.
3. Manfaatkan Pimple Patch
Kebiasaan memencet jerawat saat stres justru memperparah kondisi kulit. Alicia Yoon, pendiri Peach & Lily, menyarankan penggunaan pimple patch untuk mencegah sentuhan berlebihan. “Plester jerawat tidak hanya mempercepat penyembuhan, tetapi juga mencegah iritasi akibat sentuhan tangan,” katanya. Namun, hindari penggunaan terlalu lama karena dapat menyebabkan kulit kering atau noda hitam.
4. Konsultasi Dokter untuk Jerawat Bandel
Jika jerawat tidak kunjung membaik dengan produk bebas resep, dokter kulit dapat meresepkan obat seperti clindamycin, doxycycline, atau terapi hormonal. “Beberapa opsi lain termasuk spironolactone atau isotretinoin untuk mengendalikan jerawat dari sisi hormonal,” jelas Dr. Henry. Namun, penggunaan obat-obatan ini harus diawasi dokter karena efek sampingnya beragam.
5. Pertimbangkan Perawatan Klinik
Perawatan seperti chemical peeling atau terapi laser dapat membantu mengatasi jerawat stres. Namun, Dr. David Kim dari Idriss Dermatology mengingatkan bahwa perawatan intensif sebaiknya tidak dilakukan saat kulit sedang meradang. “Laser justru bisa memperburuk kondisi jika kulit terlalu sensitif,” ujarnya. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan perawatan yang tepat.
6. Kelola Stres dengan Pola Hidup Sehat
Stres meningkatkan produksi kortisol, yang memicu kelebihan minyak dan penyumbatan pori. Dr. Lian Mack, dermatologis dari New York, menyarankan teknik relaksasi seperti meditasi, olahraga, atau menghabiskan waktu dengan hewan peliharaan. “Tidur cukup dan teknik pernapasan dalam juga membantu menenangkan kulit,” tambahnya.
7. Suplemen Pendukung
Beberapa suplemen, seperti ashwagandha, dapat membantu tubuh lebih tahan terhadap stres. Namun, Dr. Mack menekankan pentingnya konsultasi dokter sebelum mengonsumsi suplemen tertentu.
Jerawat akibat stres bisa dialami oleh siapa pun, baik remaja maupun dewasa. Kombinasi perawatan kulit tepat, gaya hidup sehat, dan manajemen stres adalah kunci utama mengatasinya.