
Ketika situasi di jalanan memanas, teknik defensive driving bukan sekadar cara menghindari kecelakaan, melainkan strategi menyelamatkan diri, penumpang, dan orang lain di tengah kondisi berbahaya. Salah satu momen kritis yang membutuhkan kewaspadaan ekstra adalah saat pengendara mobil terjebak dalam kerumunan massa demonstrasi.
Langkah Awal: Antisipasi Sebelum Terjebak
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), menekankan pentingnya menjaga jarak aman sejak dini. “Perhatikan situasi jauh ke depan. Jika terlihat tanda-tanda kerumunan atau kerusuhan, segera putuskan untuk berhenti atau mencari rute alternatif,” jelasnya kepada Kompas.com, Minggu (31/8/2025).
Jika Sudah Terjebak di Tengah Kerumunan
Bila sudah terlambat menghindar, kunci utama adalah tetap tenang dan tidak panik. “Hindari gerakan tiba-tiba seperti menginjak gas mendadak atau membanting setir, karena bisa memicu kecurigaan massa,” tambah Sony.
Beberapa tindakan yang disarankan:
- Jaga kecepatan rendah, sekitar 5–10 km/jam, untuk menghindari kesan provokatif.
- Matikan klakson dan audio mobil agar tidak menarik perhatian berlebihan.
- Kunci pintu dan tutup rapat jendela demi keamanan.
Strategi Keluar dari Kerumunan
Sony menyarankan untuk tetap kooperatif tanpa melawan. “Angkat tangan atau berikan senyuman sebagai isyarat damai. Perlahan cari celah untuk keluar, hindari berhenti terlalu lama di tengah keramaian,” ujarnya. Jika memungkinkan, manfaatkan jalan kecil atau jalur alternatif untuk menjauh.
Dalam kondisi ekstrem, memarkir mobil di tempat aman bisa menjadi pilihan. “Pastikan lokasi parkir tidak justru memperburuk situasi,” imbuhnya. Meski tak ada jaminan keselamatan mutlak, langkah-langkah ini mengurangi risiko konflik dengan massa.
Terakhir, jika tidak ada keperluan mendesak, lebih baik tetap di rumah saat situasi tidak kondusif.
Sejumlah mobil terbakar saat aksi di depan Mako Brimob Kwitang, Jakarta, Jumat (29/8/2025). Massa menggeruduk Mako Brimob Kwitang menyusul peristiwa meninggalnya pengemudi ojek online (ojol) karena terlindas kendaraan taktis saat demonstrasi di depan DPR-RI pada Kamis, 28 Agustus.