Uji Coba B50 Dimulai, Langkah Baru Menuju Kemandirian Energi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI mengumumkan dimulainya uji coba campuran biodiesel 50 persen (B50). Langkah ini merupakan kelanjutan dari program B40 yang telah berjalan sejak awal 2025, dengan target utama mengurangi ketergantungan impor solar dan memperkuat kemandirian energi nasional. Jika berhasil, implementasi penuh B50 diproyeksikan terlaksana pada 2028 atau bahkan lebih cepat.
Fokus pada Penghentian Impor Solar
Menurut Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, uji coba B50 menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mengakhiri impor solar di masa depan. Saat ini, pengujian laboratorium dilakukan oleh Lemigas bersama Ditjen Migas, mencakup analisis karakteristik bahan bakar, kinerja mesin, serta ketahanan penyimpanan.
Tantangan dan Solusi Teknis
Hasil sementara menunjukkan bahwa penggunaan B50 berpotensi memperpendek usia filter mesin sekitar 10–20 persen dibandingkan B40, disertai sedikit penurunan performa. Meski demikian, pemerintah terus mengeksplorasi formulasi bahan bakar nabati, seperti FAME dan HVO, untuk menemukan komposisi paling efisien.
Persiapan Menuju Implementasi Nasional
Dalam enam bulan mendatang, uji jalan akan dilakukan guna memverifikasi kesiapan teknis dan operasional B50. Selain itu, pemerintah akan meninjau kesiapan infrastruktur pendukung, skema pendanaan, serta ketersediaan Crude Palm Oil (CPO) sebagai bahan baku utama biodiesel.







