Mengenal Pola Asuh Otoriter yang Masih Populer & Dampaknya

0 0
Read Time:2 Minute, 14 Second

Pola Asuh Otoriter “Parenting VOC” Masih Banyak Diterapkan, Apa Dampaknya?

Meski gaya pengasuhan modern kini lebih mengutamakan komunikasi terbuka dan empati, nyatanya pola asuh otoriter—sering disebut *parenting VOC*—masih kerap dipraktikkan tanpa disadari oleh banyak orangtua. Pendekatan ini dianggap ketinggalan zaman, namun tetap bertahan hingga sekarang.

Psikolog Meity Arianty memaparkan bahwa istilah *parenting VOC* memiliki dua makna. Pertama, merujuk pada Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), perusahaan dagang Belanda di masa kolonial, yang melambangkan pengasuhan kaku dan penuh tekanan. Kedua, VOC sebagai *Voice of Customer*, yang justru mengedepankan pendekatan lebih responsif terhadap kebutuhan anak.

Mengenal Parenting VOC yang Termasuk Pola Asuh Otoriter

Apa Itu Parenting VOC?

Parenting VOC masih banyak diterapkan. Lantas, apa itu gaya parenting VOC dan bagaimana dampaknya pada tumbuh kembang anak?

Parenting VOC masih banyak diterapkan. Lantas, apa itu gaya parenting VOC dan bagaimana dampaknya pada tumbuh kembang anak?
Makna pertama VOC berkaitan dengan Vereenigde Oostindische Compagnie, yang melambangkan pengasuhan otoriter ala kolonial—penuh aturan ketat, kontrol mutlak, dan tuntutan kepatuhan tanpa tanya.

“*Parenting* ala VOC adalah pola asuh yang kaku, konservatif, bahkan cenderung militeristik, di mana anak harus menuruti perintah tanpa boleh membantah,” jelas Meity dalam wawancara dengan *Kompas.com*, Selasa (5/8/2025).

Dalam gaya ini, anak tidak diberi ruang untuk berpendapat atau mengungkapkan perasaan. Sebaliknya, *Voice of Customer* (VOC) justru mendorong orangtua untuk mendengarkan suara anak.

“*Parenting* berbasis *Voice of Customer* berarti orangtua memperhatikan kebutuhan, perasaan, dan masukan anak dalam pengasuhan,” tambah Meity.

Mengapa Parenting VOC Masih Dilakukan?

Diterapkan Turun-Temurun dari Orangtua Sebelumnya

Parenting VOC masih banyak diterapkan. Lantas, apa itu gaya parenting VOC dan bagaimana dampaknya pada tumbuh kembang anak?

Parenting VOC masih banyak diterapkan. Lantas, apa itu gaya parenting VOC dan bagaimana dampaknya pada tumbuh kembang anak?
Pola asuh ini sering diwariskan turun-temurun. Banyak orangtua menganggapnya efektif karena mereka sendiri dibesarkan dengan cara serupa. Namun, di era sekarang, anak-anak justru membutuhkan ruang dialog, kepercayaan diri, dan keterbukaan emosional.

Kepatuhan buta yang dipaksakan bisa membuat anak hanya tampak “baik” di depan orangtua, tetapi sebenarnya menyimpan ketakutan atau ketidaknyamanan.

Dampak Parenting VOC pada Anak

Rentan Mengalami Gangguan Emosional

Parenting VOC masih banyak diterapkan. Lantas, apa itu gaya parenting VOC dan bagaimana dampaknya pada tumbuh kembang anak?

Parenting VOC masih banyak diterapkan. Lantas, apa itu gaya parenting VOC dan bagaimana dampaknya pada tumbuh kembang anak?
Anak yang dibesarkan dengan *parenting* otoriter berisiko mengalami gangguan emosional jangka panjang. “Mereka cenderung tumbuh dengan rasa takut berlebihan, kecemasan tinggi, dan kesulitan membangun hubungan sosial yang sehat,” ujar Meity.

Dampak lainnya termasuk rendahnya kepercayaan diri, kesulitan mengekspresikan perasaan, serta kecenderungan menjadi pribadi yang tertutup. “Minimnya kasih sayang dan komunikasi dua arah akan terlihat pengaruhnya di masa depan,” tambahnya.

Saatnya Beralih ke Pola Asuh yang Responsif

Anak Perlu Didengar dan Dihargai

Meity menyarankan orangtua untuk beralih ke pendekatan *Voice of Customer*, di mana anak dilibatkan dalam pengasuhan. “Anak bukan sekadar objek yang harus dibentuk, melainkan individu yang perlu didengar dan dihargai,” tegasnya.

“Dari dua makna VOC, jelas *Voice of Customer* lebih tepat diterapkan daripada gaya otoriter ala kolonial,” pungkas Meity.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

10 Tips Ampuh Atasi Stres dari Ahli untuk Hidup Lebih Tenang dan Seimbang

Stres adalah reaksi alami tubuh ketika menghadapi tekanan, perubahan, atau tuntutan hidup. Namun, jika berlangsung terus-menerus, stres kronis bisa mengganggu kesehatan fisik dan mental. Menurut data American Psychology Association, tiga…

Manfaat Kombinasi Masker & Hair Oil untuk Rambut Kering

Perawatan Rambut Kering Makin Mudah dengan Kehadiran fino di Indonesia Menjaga rambut tetap sehat dan lembap sebenarnya tidak perlu ribet—cukup keramas setengah hari sekali. Namun, gaya hidup modern dengan paparan…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Wuling Binguo EV Beri Diskon Menarik, Komunitas Auto Makin Antusias!

  • By Admin
  • August 6, 2025
  • 0 views
Wuling Binguo EV Beri Diskon Menarik, Komunitas Auto Makin Antusias!

Indonesia Siap Kuasai Pasar Baterai Global dengan Hilirisasi Energi Baru Terbarukan

  • By Admin
  • August 6, 2025
  • 0 views
Indonesia Siap Kuasai Pasar Baterai Global dengan Hilirisasi Energi Baru Terbarukan

Rahasia Transmisi Lebih Efisien

  • By Admin
  • August 6, 2025
  • 0 views
Rahasia Transmisi Lebih Efisien

3 Tipe Pemilik Truk ODOL di Indonesia yang Wajib Diketahui

  • By Admin
  • August 6, 2025
  • 0 views
3 Tipe Pemilik Truk ODOL di Indonesia yang Wajib Diketahui

5 Tips Cegah Kerusakan Mobil Hybrid dengan Pengecekan Saringan Baterai Rutin

  • By Admin
  • August 6, 2025
  • 0 views
5 Tips Cegah Kerusakan Mobil Hybrid dengan Pengecekan Saringan Baterai Rutin

Isuzu Tanggapi Larangan ODOL yang Akan Berlaku Mulai 2027

  • By Admin
  • August 6, 2025
  • 1 views
Isuzu Tanggapi Larangan ODOL yang Akan Berlaku Mulai 2027