
Makanan Pemicu Kanker: Kenali Zat Berbahaya dan Cara Mengurangi Risikonya
dr. Santi, Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, mengingatkan bahwa kanker bisa dipicu oleh makanan tertentu, terutama yang diolah dengan cara menghasilkan zat karsinogenik. Kanker sendiri terjadi akibat pertumbuhan sel abnormal yang tak terkendali, merusak jaringan sehat, dan berpotensi menyebar ke organ lain.
“Banyak orang tidak sadar bahwa makanan sehari-hari bisa memicu proses ini,” ujar Santi dalam keterangan resmi yang diterima *Kompas.com*, Jumat (15/8/2025).
Zat Karsinogenik dalam Makanan
Beberapa metode pengolahan dan jenis makanan dapat menghasilkan senyawa pemicu kanker, di antaranya:
– Akrilamida: Muncul saat makanan bertepung digoreng dalam suhu tinggi terlalu lama.
– HCAs dan PAHs: Terbentuk saat protein dipanaskan dengan suhu ekstrem atau terpapar asap pembakaran, seperti daging bakar.
– N-nitroso Compounds (NCOs): Dihasilkan dari nitrat dan nitrit dalam daging olahan seperti sosis, ham, atau kornet.
– Bahan tambahan makanan ultraproses: Termasuk pengawet, pewarna buatan, BPA, dan phthalates.
– Asetaldehida dari alkohol: Senyawa beracun yang menghambat perbaikan sel dan memicu mutasi genetik.
Mekanisme Pembentukan Kanker
Konsumsi berlebihan gula tambahan dan karbohidrat olahan juga meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2. Kedua kondisi ini memicu peradangan kronis dan stres oksidatif, faktor utama yang mendorong pertumbuhan sel abnormal.
“Faktor-faktor ini mempercepat pembelahan sel tak terkendali, yang pada akhirnya memicu kanker,” jelas Santi.
Tips Mengurangi Risiko dari Gorengan
Santi mengakui bahwa kebiasaan makan gorengan sulit dihindari. Namun, ia menekankan bahwa langkah terbaik adalah menghindarinya sama sekali.
“Kalau pun ingin makan, jadikan sebagai camilan sesekali, bukan menu harian,” sarannya.
Beberapa cara untuk meminimalkan dampak buruk gorengan:
– Goreng sendiri untuk kontrol kualitas bahan dan minyak.
– Gunakan *air fryer* atau oven sebagai alternatif.
– Potong bahan lebih kecil agar minyak tidak terserap berlebihan.
– Pakai minyak baru atau maksimal tiga kali pemakaian; hindari minyak gelap dan tengik.
– Pastikan minyak panas sebelum memasak, tapi jangan sampai berasap.
– Tiriskan gorengan di atas tisu untuk mengurangi minyak berlebih.
– Kurangi tepung dan gula saat menggoreng untuk hindari akrilamida.
Pola Makan Sehat untuk Cegah Kanker
Santi menyarankan penerapan konsep Isi Piringku: 50% sayur dan buah, 25% karbohidrat, dan 25% protein. Ia juga menganjurkan untuk mengurangi makanan olahan tinggi karsinogen dan memperbanyak konsumsi bahan segar minim proses.