
JAKARTA, KOMPAS.com – Lebih dari lima dekade telah dilalui Toyota di Indonesia, menorehkan sejarah panjang dalam industri otomotif negeri ini. Dimulai pada 1971 sebagai importir, perusahaan ini kemudian berkembang menjadi produsen kendaraan yang tidak hanya memenuhi pasar domestik, tetapi juga menembus pasar global.
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto, mengungkapkan bahwa perjalanan Toyota di Tanah Air penuh dinamika. “Kami memulai dengan impor pada 1971 untuk memahami pasar Indonesia. Kemudian, pada 1977, kami merakit Kijang, membangun rantai pasok, dan akhirnya memproduksi secara mandiri hingga mengekspor ke berbagai negara,” jelasnya.
Ekspor pertama Toyota dilakukan pada 1987 dengan mengirim Kijang Super ke Brunei, sebelum akhirnya meluas ke negara-negara lain.
Kontribusi Lokal, Pendidikan, dan Ekspansi Global
Selama bertahun-tahun, Toyota tidak hanya fokus pada bisnis, tetapi juga berkomitmen memberikan dampak positif bagi industri dan masyarakat. Salah satu upayanya adalah meningkatkan konten lokal, memberdayakan SDM, dan memperkuat rantai pasok.
Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN)
Saat ini, Toyota telah membangun ekosistem industri yang melibatkan 240 perusahaan tier 1, 520 perusahaan tier 2 dan tier 3, serta 315 diler resmi. Investasi kumulatifnya melebihi Rp 100 triliun, mencakup fasilitas produksi, teknologi, dan pengembangan industri.
Dengan lima pabrik utama, Toyota menjadi salah satu penyerap tenaga kerja terbesar di sektor otomotif, melibatkan 345.000 pekerja. Di kancah global, Indonesia menjadi basis ekspor penting bagi Toyota, dengan lebih dari 2,6 juta unit kendaraan utuh (CBU) dikirim ke 80 negara.
Toyota Eco Youth ‘Mencari Bintang’
Di bidang pendidikan, Toyota menggulirkan program Toyota Eco Youth (TEY), bagian dari CSR mereka yang berfokus pada lingkungan dan edukasi. Ribuan pelajar dari 34 provinsi telah berpartisipasi dalam program ini, merancang proyek-proyek lingkungan yang berdampak langsung pada masyarakat.
Nandy menegaskan bahwa tantangan dalam perjalanan panjang ini dapat diatasi dengan komunikasi yang baik antar pemangku kepentingan. “Dinamikanya banyak, tapi dengan kolaborasi antara produsen, rantai pasok, pasar, dan pemerintah, industri otomotif Indonesia bisa terus berkembang dan bersaing di tingkat global,” ujarnya.
Ekspor Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN)