
Skrining Gratis Pap Smear dengan BPJS Kesehatan: Pengalaman Paramitha di Bandung
Pemeriksaan pap smear menjadi salah satu metode efektif untuk mendeteksi dini kanker serviks. Meski penting, masih banyak yang enggan melakukannya karena mengira tes ini berbayar. Namun, pengalaman Paramitha (31), warga Bandung, membuktikan bahwa skrining ini bisa dilakukan secara gratis menggunakan BPJS Kesehatan.
“Saya hanya membawa kartu BPJS tanpa harus ke fasilitas kesehatan tingkat satu sebelumnya. Antreannya pun singkat, hanya dua orang,” cerita Paramitha kepada *Kompas.com* pada Selasa (26/8/2025). Sebagai ibu yang telah menikah selama empat tahun, ia sengaja melakukan pap smear sebagai persyaratan sebelum vaksinasi HPV.
Salah satu ketentuan vaksin HPV untuk perempuan yang sudah menikah adalah hasil pap smear yang menunjukkan tidak adanya infeksi virus. “Saya mencari informasi lewat TikTok dan media sosial, lalu menemukan video tentang Klinik Pramita di Jalan Riau, Bandung, yang menyediakan layanan gratis dengan BPJS,” ujarnya.
Setelah menghubungi klinik tersebut, Paramitha langsung datang keesokan harinya hanya dengan membawa KTP dan kartu BPJS. Proses administrasi berjalan lancar, dan pemeriksaan hanya memakan waktu sekitar sepuluh menit. “Hasil tes keluar dalam tiga hari dan bisa dikirim via WhatsApp,” tambahnya.
Meski begitu, ia tidak yakin apakah layanan serupa tersedia di cabang Pramita lainnya. “Beberapa *followers* saya di TikTok mengaku harus membawa surat rujukan dari faskes tingkat satu. Saya tidak tahu apakah ini kebijakan khusus di Bandung,” jelas Paramitha.
Pentingnya Pap Smear dalam Pencegahan Kanker Serviks
Pap smear dan vaksin HPV merupakan langkah kunci untuk melawan kanker serviks, yang masih menjadi ancaman serius bagi perempuan Indonesia. “Skrining ini sangat penting untuk mendeteksi perubahan sel serviks sejak dini, sebelum berkembang menjadi kanker,” jelas dr. Indra Adi Susianto, MSi.Med, SpOG, dokter kandungan dari RSIA Anugerah Semarang.
Tes pap smear bekerja dengan mengambil sampel sel leher rahim untuk diperiksa di laboratorium. Melalui metode ini, dokter dapat mengidentifikasi lesi prakanker atau kelainan sel yang disebut neoplasia intraepitel serviks (CIN).
“Perubahan sel pra-kanker sering kali tidak bergejala, sehingga pemeriksaan rutin sangat diperlukan agar bisa ditangani secepat mungkin,” tegas Indra. Dengan deteksi dini, risiko kanker serviks dapat diminimalisir secara signifikan.