Analisis Pakar dan Pengalaman Konsumen

0 0
Read Time:2 Minute, 37 Second

Jakarta – *Sneakers* telah menjadi tren yang digemari oleh berbagai kalangan, mulai dari remaja hingga dewasa muda. Sepatu ini tidak hanya berfungsi sebagai alas kaki, tetapi juga menjadi simbol identitas, status sosial, dan ekspresi gaya hidup. Namun, di balik popularitasnya, beredar pula *sneakers* palsu atau KW yang dijual secara terbuka, bahkan di pusat perbelanjaan yang mengklaim diri sebagai mal “bersertifikat HKI (Hak Kekayaan Intelektual).”

Mengapa *Sneakers* Palsu Tetap Laris?

Harga yang Lebih Terjangkau

Menurut Pengamat Sosial, Dr. Devie Rahmawati, M.Hum., CICS, harga menjadi alasan utama mengapa banyak orang memilih *sneakers* palsu. “Banyak konsumen tergiur karena bisa mendapatkan tampilan yang mirip dengan harga jauh lebih murah. Mereka merasa fungsi dan estetikanya cukup memadai tanpa perlu mengeluarkan uang besar,” jelas Devie saat berbincang dengan *Kompas.com*, Jumat (29/8/2025). *Sneakers* asli bisa dihargai hingga jutaan bahkan puluhan juta rupiah, sementara versi KW menawarkan kemiripan dengan harga yang jauh lebih ringan di kantong.

Gaya Hidup dan Citra Diri

Selain faktor ekonomi, *sneakers* juga menjadi bagian dari pencitraan diri. Bagi banyak orang, terutama anak muda, sepatu ini bukan sekadar kebutuhan praktis, melainkan cara untuk mengekspresikan gaya dan kedekatan dengan tren terkini. “Produk KW dianggap bisa memberikan kesan merek mewah meski bukan asli. Konsumen merasa citra tersebut tetap melekat meski yang dipakai adalah tiruan,” tambah Devie. Dorongan untuk tampil modis sering kali mengaburkan batas antara produk legal dan ilegal.

Dampak Lingkungan dan Media Sosial

Lingkungan pergaulan dan informasi di dunia digital turut memengaruhi keputusan pembelian. Rekomendasi dari teman, ulasan produk di internet, atau tren di media sosial membuat konsumen lebih berani memilih *sneakers* KW. “Teknologi produksi sekarang semakin canggih, sehingga sulit membedakan produk palsu dengan yang asli. Ketika perbedaannya hampir tak terlihat, persepsi nilai dari barang KW pun semakin kuat,” ujar Devie.

Sneakers dengan harga di bawah Rp 400.000 di beberapa booth di Jakarta Sneakers Day 2025, Jumat (14/2/2025). Harga murah dan dorongan tampil gaya bikin sneakers palsu tetap laku. Pakar dan konsumen ungkap alasan di balik tren sepatu tiruan ini.
*Sneakers* dengan harga di bawah Rp 400.000 di beberapa booth di Jakarta Sneakers Day 2025, Jumat (14/2/2025). Harga murah dan dorongan tampil gaya bikin sneakers palsu tetap laku. Pakar dan konsumen ungkap alasan di balik tren sepatu tiruan ini.

Pilihan Konsumen: Asli atau KW?

Pengalaman konsumen dalam memilih *sneakers* pun beragam. Fafa (26), seorang pekerja kreatif, lebih memilih produk asli karena nilai dan ketahanannya. “Saya pernah mencoba KW, tapi cepat rusak. Meski lebih mahal, *sneakers* ori lebih awet dan bikin percaya diri,” katanya. Sementara itu, Alvi (20) memilih KW karena keterbatasan budget. “Selama nyaman dipakai dan modelnya bagus, menurut saya tidak masalah. Kebanyakan orang juga tidak terlalu memperhatikan keasliannya,” ujarnya. Manda (23) mengaku awalnya tidak paham perbedaan ori dan KW, tetapi akhirnya memilih KW karena alasan harga. “Saya tidak menyesal karena nabung untuk beli ori butuh waktu lama,” tuturnya.

Keterjangkauan vs. Tanggung Jawab Konsumen

Devie menegaskan bahwa motivasi utama membeli *sneakers* KW bukanlah bentuk perlawanan terhadap kapitalisme, melainkan keterbatasan finansial. “Alasan utamanya adalah *affordability*. Narasi anti-kapitalisme sering dipakai sebagai pembenaran, tetapi intinya tetap soal kemampuan membeli,” jelasnya. *Sneakers* palsu tetap laku karena memenuhi dua kebutuhan: harga terjangkau dan keinginan tampil sesuai tren.

Meski demikian, Devie mengimbau masyarakat untuk mempertimbangkan alternatif lain yang lebih etis. “Jika belum mampu membeli *sneakers* asli, ada opsi seperti membeli produk lokal, *preloved*, atau *thrifting*. Selain lebih bertanggung jawab, langkah ini juga mendukung ekonomi dalam negeri,” pungkasnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

5 Rahasia Hubungan Sehat dengan Teori Secure Attachment Style

Gaya Kelekatan dalam Hubungan: Mengenal *Secure Attachment* dan Manfaatnya Setiap orang memiliki cara unik dalam membentuk ikatan emosional, yang dikenal sebagai *attachment style* atau gaya kelekatan. Pola ini sangat dipengaruhi…

5 Langkah Psikiater Temukan Harapan Saat Hidup Terasa Hampa & Kosong

Merangkul Dinamika Hidup: Menemukan Harapan di Tengah Kekosongan Perasaan hampa dan kehilangan arah seringkali muncul sebagai bagian alami dari perjalanan hidup manusia. Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, psikiater dari…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Miller, Zarco, dan Mir Terlibat Insiden Seru di Sirkuit!

  • By Admin
  • October 20, 2025
  • 0 views
Miller, Zarco, dan Mir Terlibat Insiden Seru di Sirkuit!

Raul Fernandez Cetak Sejarah sebagai Juara MotoGP Australia 2025!

  • By Admin
  • October 20, 2025
  • 0 views
Raul Fernandez Cetak Sejarah sebagai Juara MotoGP Australia 2025!

Raih Kemenangan dan Podium Perdana di MotoGP

  • By Admin
  • October 20, 2025
  • 0 views
Raih Kemenangan dan Podium Perdana di MotoGP

Alex Marquez Pertahankan Posisi Runner-up di Klasemen MotoGP 2025: Simak Hasil Lengkapnya!

  • By Admin
  • October 20, 2025
  • 1 views
Alex Marquez Pertahankan Posisi Runner-up di Klasemen MotoGP 2025: Simak Hasil Lengkapnya!

Rahasia Tap Out yang Benar Saat Keluar Parkir – Banyak Orang Salah Langkah!

  • By Admin
  • October 20, 2025
  • 1 views
Rahasia Tap Out yang Benar Saat Keluar Parkir – Banyak Orang Salah Langkah!

Dampaknya Bisa Permanen dan Mengubah Hidup!

  • By Admin
  • October 20, 2025
  • 0 views
Dampaknya Bisa Permanen dan Mengubah Hidup!