Dampak Kekacauan di Indonesia pada Psikologi Masyarakat

0 0
Read Time:2 Minute, 19 Second

Gelombang Demonstrasi dan Dampak Trauma Kolektif di Indonesia

Situasi politik dan kasus korupsi yang melibatkan para pemegang kekuasaan di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta Pusat, telah memicu gelombang protes besar-besaran di seluruh Indonesia sejak 25 Agustus 2025. Aksi massa ini tidak hanya diwarnai oleh tuntutan reformasi, tetapi juga disusupi oleh provokator yang menimbulkan kerusuhan, termasuk penjarahan rumah sejumlah anggota DPR. Peristiwa ini meninggalkan bekas mendalam, memicu apa yang disebut sebagai trauma kolektif di kalangan masyarakat.

Memahami Trauma Kolektif

Menurut Ayu Rahmawati Tirto, M.Psi, psikolog klinis dari Santosha.id, trauma kolektif mengacu pada pengalaman emosional yang dirasakan bersama oleh suatu masyarakat akibat peristiwa traumatis yang terjadi secara bersamaan. “Ini dialami oleh sekelompok orang yang memiliki sejarah atau situasi yang sama, seperti yang sedang kita alami saat ini,” jelasnya dalam sesi trauma healing yang diadakan oleh Santosha.id dan Menjadi Manusia, Minggu (31/8/2025).

Trauma semacam ini muncul ketika masyarakat menghadapi ancaman, ketakutan, atau kehilangan secara bersama-sama. Contohnya, kerusuhan Mei 1998, gempa dan tsunami Aceh 2004, pandemi Covid-19, serta demonstrasi berkepanjangan yang terjadi belakangan ini. “Kita menyaksikan peristiwa ini secara *real time* selama beberapa hari terakhir, dan dampaknya sangat terasa secara emosional maupun mental,” ujar Ayu.

Beberapa gejala trauma kolektif meliputi:

  • Mudah panik dan tegang
  • *Overthinking* dan sulit berkonsentrasi
  • Emosi yang tidak stabil
  • Perasaan tidak berdaya dan hilang harapan

Ayu menambahkan, “Sebenarnya, ketidakpuasan dan kekecewaan sudah lama terakumulasi di masyarakat. Namun, apa yang terjadi belakangan ini tetap mengejutkan karena tidak terduga.”

Beda Trauma Kolektif dan Trauma Psikologis

Meski sering disamakan, trauma kolektif dan trauma psikologis memiliki perbedaan mendasar. Trauma psikologis bersifat individual, sementara trauma kolektif dialami oleh banyak orang dalam waktu bersamaan.

“Trauma psikologis terjadi ketika seseorang mengalami peristiwa di luar kendali atau di luar kapasitas emosionalnya,” jelas Ayu. Dampaknya bisa sangat dalam bagi sebagian orang, sementara bagi yang lain mungkin tidak terlalu terpengaruh. “Misalnya, ada orang yang trauma hanya karena mendengar suara keras, padahal bagi orang lain hal itu biasa saja,” tambahnya.

Trauma Langsung vs. Tidak Langsung

Ayu menjelaskan bahwa seseorang bisa mengalami trauma baik secara langsung maupun tidak langsung. Trauma langsung dialami oleh mereka yang terkena dampak fisik atau psikologis secara nyata, seperti korban kerusuhan atau keluarga yang kehilangan. Sementara trauma tidak langsung terjadi pada orang yang menyaksikan peristiwa tersebut dari jauh, misalnya melalui media sosial atau pemberitaan.

“Banyak orang yang tidak turun ke jalan, tapi terus melihat berita demo, kemarahan, dan kekacauan di media sosial. Hal-hal di luar kebiasaan ini bisa sangat mengejutkan,” ucap Ayu.

Keterkejutan ini muncul karena masyarakat tidak menyangka peristiwa seperti ini masih bisa terjadi di era modern. “Kita sudah merdeka puluhan tahun, sudah demokratis, tapi tetap ada kejadian seperti ini. Itu yang membuatnya sangat mengagetkan,” pungkasnya.

Dengan demikian, meski hanya menyaksikan dari layar, masyarakat tetap bisa merasakan dampak trauma, walau secara tidak langsung.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Mengapa Orang Dewasa Berperilaku Tak Bermoral? Ini Penjelasan Psikolog Menurut Sains

Membangun Moral Sejak Dini: Mengenal Tahapan Perkembangan Menurut Kohlberg Setiap orang ingin dikenal sebagai pribadi yang berintegritas—bertanggung jawab, penuh empati, dan layak menjadi panutan, terutama bagi mereka yang memegang peran…

Gaun Oscar de la Renta Mencuri Perhatian

Pernikahan Mewah Becca Bloom dan David Pownall: Dari Kedai Kopi Sederhana ke Pesta Fantastis di Italia Becca Bloom, sosok influencer TikTok yang dijuluki *”one percenter princess”*, resmi menikahi David Pownall…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Bakat Kalah Popularitas Artis dalam Kontestasi Politik

  • By Admin
  • September 5, 2025
  • 0 views
Bakat Kalah Popularitas Artis dalam Kontestasi Politik

Menag Serukan Kebersamaan Jaga Persatuan di Peringatan Maulid Nabi

  • By Admin
  • September 5, 2025
  • 0 views
Menag Serukan Kebersamaan Jaga Persatuan di Peringatan Maulid Nabi

Sopir Rantis Pelindas Hanya Didemosi, Ini Faktor Peringannya

  • By Admin
  • September 5, 2025
  • 0 views
Sopir Rantis Pelindas Hanya Didemosi, Ini Faktor Peringannya

Keluarga Bantah Klaim Minta Maaf Pelaku Tabrak Lari Lansia di Penjaringan

  • By Admin
  • September 5, 2025
  • 0 views
Keluarga Bantah Klaim Minta Maaf Pelaku Tabrak Lari Lansia di Penjaringan

Golkar Tanggapi 17+8 Tuntutan Rakyat, Bahlil: Akan Dipelajari dengan Respons Bijak

  • By Admin
  • September 5, 2025
  • 0 views
Golkar Tanggapi 17+8 Tuntutan Rakyat, Bahlil: Akan Dipelajari dengan Respons Bijak

43 Tersangka Kericuhan Jakarta Ditetapkan, Termasuk Anak di Bawah Umur – Ini Fakta Lengkapnya!

  • By Admin
  • September 5, 2025
  • 0 views
43 Tersangka Kericuhan Jakarta Ditetapkan, Termasuk Anak di Bawah Umur – Ini Fakta Lengkapnya!