
Pendidikan Budi Pekerti: Pondasi Penting untuk Membentuk Karakter Anak
Mengajarkan nilai-nilai budi pekerti sejak dini merupakan langkah krusial dalam membentuk kepribadian anak. Tanpa bekal ini, anak berisiko tumbuh menjadi pribadi yang egois dan kurang peka terhadap lingkungan sekitarnya.
“Anak yang dibiasakan memahami empati, sopan santun, dan tanggung jawab sejak kecil akan berkembang menjadi individu yang lebih rendah hati dan peduli,” jelas Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., psikolog anak dan remaja, dalam wawancara dengan *Kompas.com*.
Budi Pekerti: Fondasi Perilaku Anak di Masa Depan
Vera menegaskan bahwa pendidikan budi pekerti bukan sekadar ajaran moral, melainkan dasar perilaku yang membentuk karakter anak. “Tanpa ini, anak bisa tumbuh arogan karena merasa segala sesuatu harus berpusat padanya. Dengan budi pekerti, mereka belajar bahwa setiap tindakan memiliki dampak bagi orang lain, yang pada akhirnya menumbuhkan empati dan tanggung jawab sosial,” ujarnya.
Sebaliknya, anak yang tidak dibiasakan dengan nilai-nilai ini cenderung sulit bekerja sama, kurang peka, dan lebih egois dalam bersikap.
Langkah Praktis Menumbuhkan Empati di Rumah
Menurut Vera, menanamkan empati pada anak bisa dimulai dari kebiasaan sederhana sehari-hari:
- Validasi perasaan anak – Misalnya, ketika anak tidak mau makan sayur, orangtua bisa mengatakan, “Bunda tahu kamu tidak suka rasanya, tapi ini baik untuk tubuhmu, coba sedikit saja ya.” Dengan begitu, anak merasa didengar sekaligus belajar menerima alasan yang logis.
- Membiasakan berbagi – Ajak anak berbagi mainan dengan saudara atau membagikan makanan kepada asisten rumah tangga untuk melatih kepeduliannya.
- Mengajak memahami perasaan orang lain – Contohnya, “Adik sedang sedih, ayo kita peluk dia supaya lebih tenang.” Cara ini membantu anak lebih peka terhadap emosi orang lain.
- Memberi contoh langsung – Orangtua yang ramah menyapa satpam atau membantu tetangga yang kesulitan menjadi teladan nyata bagi anak dalam bersikap baik.
Peran Orangtua dalam Menjaga Optimisme
Di tengah situasi sosial yang kerap memanas, orangtua mungkin merasa khawatir. Namun, Vera menekankan bahwa anak justru membutuhkan sikap optimis dari orangtuanya.
“Daripada menularkan kecemasan, lebih baik fokus pada hal yang bisa dikendalikan di rumah: membesarkan anak yang berintegritas, jujur, dan peduli,” ucapnya. Dengan demikian, keluarga menjadi lingkungan pertama dan terpenting dalam menumbuhkan empati serta tanggung jawab sosial.
Manfaat Empati dalam Jangka Panjang
Anak yang dibiasakan berempati sejak kecil akan lebih mudah membangun hubungan yang sehat, dipercaya oleh orang lain, dan mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang positif.
“Empati dan budi pekerti adalah bekal penting agar anak tumbuh menjadi pribadi yang rendah hati, peduli, dan bertanggung jawab,” tegas Vera.