Burnout Bukan Hanya Lelah Biasa: Ini Dampaknya pada Otak

0 0
Read Time:2 Minute, 11 Second

Kelelahan usai aktivitas padat memang lumrah. Namun, bila rasa lelah tak kunjung hilang, ditambah hilangnya semangat, perasaan terasing dari diri sendiri, dan gejolak emosi, bisa jadi itu tanda burnout. Kondisi ini tak hanya memengaruhi mental, tetapi juga mengubah struktur dan cara kerja otak.

Dr. Marjorie Jenkins, Chief Clinical Officer di Incora Health, menjelaskan bahwa burnout berbeda dari sekadar kelelahan fisik biasa.

“Burnout membuat seseorang mempertanyakan arti hidup, kehilangan gairah, dan merusak kestabilan emosi. Intinya, kita seperti kehilangan identitas,” ujar Jenkins.

Pemicu utamanya adalah stres berkepanjangan, kelelahan mental, serta perasaan terpisah dari pekerjaan atau tanggung jawab sehari-hari.

Burnout bisa ubah struktur otak

Penelitian dalam jurnal *PLOS ONE* (2014) mengungkapkan, penderita burnout akibat pekerjaan memiliki volume materi abu-abu lebih sedikit di area otak pengendali emosi dan fungsi kognitif, seperti anterior cingulate cortex dan dorsolateral prefrontal cortex.

Studi lain di *Neuropsychopharmacology* menemukan bahwa amigdala—bagian otak pengendali respons stres—bisa menjadi hiperaktif saat burnout. Akibatnya, penderita mudah bereaksi berlebihan dan sulit tenang meski pemicu stres telah berlalu.

“Dari sisi neurologis, burnout adalah bukti bahwa otak gagal beradaptasi dengan tekanan kronis,” terang Kevin J.P. Woods, Direktur Ilmiah Brain.fm.

“Otak manusia dirancang untuk menghadapi stres jangka pendek, bukan tekanan terus-menerus seperti tuntutan zaman sekarang.”

Faktor pemicu dan kelompok rentan burnout

Beberapa penyebab umum burnout meliputi:
– Beban kerja berlebihan tanpa kendali
– Kurang apresiasi
– Ketimpangan antara urusan pekerjaan dan pribadi
– Hubungan sosial yang minim

Budaya kerja tidak sehat dan ketergantungan pada teknologi tanpa istirahat juga memperbesar risiko. Meski bisa dialami siapa pun, kelompok berikut lebih rentan:

– Pekerja tinggi tekanan: Tenaga medis, guru, pekerja sosial, atau tim darurat
– Perfeksionis dan people-pleaser: Orang dengan tuntutan internal tinggi atau selalu ingin menyenangkan orang lain
– Pekerja remote: Batasan antara kantor dan rumah yang blur membuat mereka sulit “switch off”
– Perempuan dan minoritas: Terutama perempuan kulit berwarna yang menghadapi diskriminasi dan mikroagresi
– Pengasuh: Baik merawat anak, lansia, atau keduanya
– Individu tanpa dukungan sosial: Beban terasa lebih berat tanpa tempat berbagi

Thea Gallagher, psikolog klinis NYU Langone Health, menekankan bahwa burnout sering disadari saat sudah parah.

“Bahkan pekerjaan yang dicintai pun bisa memicu burnout. Kita tetap butuh batasan dan keseimbangan,” katanya.

Pemulihan dari burnout butuh waktu

Proses pemulihan memerlukan perubahan gaya hidup konsisten.

“Perubahan otak akibat stres kronis tidak bisa diperbaiki instan,” tegas Woods. Mayoritas pasien membutuhkan 3–6 bulan untuk merasakan perbaikan signifikan.

Woods menyarankan:
– Istirahatkan pikiran dari pekerjaan setiap 90 menit
– Lebih sering berinteraksi langsung dengan orang terdekat
– Rutin olahraga ringan (misalnya jalan kaki 20–30 menit/hari)
– Prioritaskan tidur cukup

“Tubuh kita memerlukan istirahat untuk menghindari burnout,” pungkas Jenkins. “Tidak peduli sehebat apa kita, setelah beristirahat, energi dan semangat akan kembali pulih.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Lingkar Leher Ternyata Bisa Ungkap Potensi Risiko Kesehatan Anda!

# Lingkar Leher Bisa Jadi Indikator Kesehatan yang Lebih Akurat Dibanding BMI Selama ini, dokter menggunakan berbagai metode untuk menilai risiko kesehatan, seperti Indeks Massa Tubuh (IMT) dan rasio lingkar…

Konsumsi Berlebihan Picu Penurunan Fungsi Otak Lebih Cepat!

Pemanis Buatan dalam Jumlah Besar Dapat Pengaruhi Fungsi Otak, Studi Ungkap Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa konsumsi berlebihan pemanis buatan tertentu dapat berdampak buruk pada kesehatan otak. Orang yang mengonsumsi…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Tanda Kepribadian atau Gangguan Psikologis yang Perlu Diwaspadai?

  • By Admin
  • September 6, 2025
  • 0 views
Tanda Kepribadian atau Gangguan Psikologis yang Perlu Diwaspadai?

10 Tanda Micro Cheating pada Pasangan yang Sering Terabaikan, Waspadai!

  • By Admin
  • September 6, 2025
  • 0 views
10 Tanda Micro Cheating pada Pasangan yang Sering Terabaikan, Waspadai!

Mana yang Lebih Efektif Turunkan Berat Badan? Ini Kata Ahli!

  • By Admin
  • September 6, 2025
  • 1 views
Mana yang Lebih Efektif Turunkan Berat Badan? Ini Kata Ahli!

Nasib Adies Kadier Pasca-Dinonaktifkan: Bahlil Tegaskan Tak Ada Hak yang Diterima

  • By Admin
  • September 6, 2025
  • 2 views
Nasib Adies Kadier Pasca-Dinonaktifkan: Bahlil Tegaskan Tak Ada Hak yang Diterima

Hindari Kerumunan, Turunlah di Stasiun KRL Alternatif Ini!

  • By Admin
  • September 6, 2025
  • 0 views
Hindari Kerumunan, Turunlah di Stasiun KRL Alternatif Ini!

SBY Serukan Peningkatan Dialog Pemerintah Pasca Demo, Ini Pesannya!

  • By Admin
  • September 6, 2025
  • 2 views
SBY Serukan Peningkatan Dialog Pemerintah Pasca Demo, Ini Pesannya!