6 Cara Ampuh dari Pakar untuk Bangun Kepercayaan Diri Anak Sejak Dini

0 0
Read Time:2 Minute, 34 Second

Membangun Kepercayaan Diri Anak: Bukan Hanya Pujian, Tapi Juga Keteladanan

Membentuk anak yang percaya diri tidak sekadar bergantung pada kata-kata penyemangat atau pujian. Orangtua perlu menjadi contoh nyata dalam memperlakukan diri dengan baik, menunjukkan bahwa merawat kebutuhan pribadi adalah hal yang wajar dan penting.

“Bukankah sebaiknya kita mengajarkan anak bahwa dengan memenuhi kebutuhan diri sendiri, mereka justru meringankan beban orang lain sekaligus melindungi diri dari kekecewaan saat tak ada yang membantu?” ungkap Jennifer Guttman, Psy.D., psikolog klinis asal New York dan Westport, Connecticut, seperti dikutip dari *Psychology Today*, Senin (8/9/2025).

Menurut Guttman, memprioritaskan diri sendiri bukanlah tindakan egois. Justru, ini adalah fondasi bagi anak untuk belajar bertanggung jawab atas kebahagiaan dan kesejahteraan mereka sendiri—dan dari sinilah kepercayaan diri bermula.

6 Cara Praktis Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak

1. Teguh pada Batasan yang Ditentukan

Batasan—entah dalam hal waktu, pekerjaan, atau ruang pribadi—adalah kunci hidup seimbang. Anak perlu melihat orangtuanya konsisten menjaga batasan tersebut.

“Biarkan anak menyaksikan bagaimana Anda menegaskan batasan saat ada yang mencoba melanggarnya. Tunjukkan bahwa Anda memilih tegas, bukan menghindar hanya agar tidak terjadi konflik,” papar Guttman.

Dengan demikian, anak paham bahwa menetapkan batasan adalah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri, bukan sikap egois.

2. Berani Menolak dengan Sopan

Kata “tidak” sering dianggap negatif, padahal itu adalah keterampilan hidup yang vital. Orangtua bisa memberi contoh cara menolak permintaan dengan tegas namun tetap santun.

“Tunjukkan pada anak cara menolak sesuatu tanpa merasa bersalah. Ini adalah kemampuan yang bisa mereka latih sejak dini,” ujar Guttman.

Anak yang terbiasa melihat ini akan menyadari bahwa mereka berhak menentukan pilihan tanpa terus mengabaikan kebutuhan sendiri.

3. Hindari Terlalu Sering Minta Maaf

Meminta maaf berlebihan bisa membuat anak merasa harus selalu “benar” di mata orang lain. Orangtua sebaiknya bijak dalam meminta maaf dan tidak selalu merasa perlu membela setiap keputusan.

Dengan begitu, anak belajar bahwa pendapat dan pilihan mereka valid, meski tak selalu disetujui orang lain.

4. Percaya pada Pendirian Sendiri

Berbeda pendapat itu wajar. Guttman menyarankan orangtua untuk menunjukkan bahwa mempertahankan keyakinan pribadi adalah hal sehat, sekalipun tak populer.

Sikap ini mendorong anak untuk lebih berani mengungkapkan pikiran tanpa takut penolakan.

5. Bangun Harga Diri dari Dalam

Terlalu bergantung pada pujian orang lain justru melemahkan kepercayaan diri. Sebaliknya, orangtua bisa memberi contoh bahwa keputusan pribadi tak selalu butuh validasi eksternal.

Misalnya, alih-alih mengatakan, *”Ayah bangga padamu,”* coba ganti dengan, *”Kamu pasti bangga pada dirimu sendiri.”* Ini membantu anak mengandalkan apresiasi dari dalam diri.

6. Jadikan Diri sebagai Prioritas

*Self-care* bukan sekadar gaya hidup, melainkan kebutuhan. Ketika anak melihat orangtuanya meluangkan waktu untuk istirahat, berolahraga, atau menekuni hobi, mereka belajar bahwa merawat diri adalah hal yang penting.

Guttman menyarankan orangtua untuk terbuka membahas *self-care* dan membantu anak menemukan cara mereka sendiri untuk melakukannya.

Kekuatan Keteladanan
Kepercayaan diri anak tidak dibangun lewat nasihat semata, melainkan melalui tindakan nyata yang mereka amati sehari-hari. Dengan mencontohkan sikap menghargai diri sendiri, orangtua membantu anak tumbuh sebagai pribadi yang kuat, berani, dan nyaman dengan identitas mereka.

Pada akhirnya, anak akan memahami bahwa memprioritaskan diri bukanlah keegoisan, melainkan langkah bijak untuk hidup yang lebih seimbang.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Temukan Aroma Khas untuk Setiap Momen Spesial

Tidak ada konten yang dapat ditemukan atau diproses dari sumber yang diberikan. Informasi yang dimaksud mungkin tidak tersedia atau formatnya tidak sesuai untuk diekstraksi. Pastikan data yang ingin dibaca sudah…

Mandiri, Berencana, dan Penuh Ambisi

Tidak ada konten yang dapat diproses atau disajikan ulang karena sumber informasi yang diberikan kosong. Untuk melanjutkan, diperlukan teks atau data awal yang jelas agar dapat diolah menjadi artikel dengan…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Waspada! Efek Samping Dexamethasone yang Mematikan Jika Dikonsumsi Tanpa Resep Dokter

  • By Admin
  • December 18, 2025
  • 0 views
Waspada! Efek Samping Dexamethasone yang Mematikan Jika Dikonsumsi Tanpa Resep Dokter

Siloam Hospitals Kebon Jeruk Luncurkan Pusat Bedah Robotik Pertama di Indonesia, Inovasi Revolusioner!

  • By Admin
  • December 18, 2025
  • 0 views
Siloam Hospitals Kebon Jeruk Luncurkan Pusat Bedah Robotik Pertama di Indonesia, Inovasi Revolusioner!

Wabah Kusta Kembali Mewabah di Romania Setelah 4 Dekade, Ini Respons Pemerintah Soal Risikonya

  • By Admin
  • December 18, 2025
  • 0 views
Wabah Kusta Kembali Mewabah di Romania Setelah 4 Dekade, Ini Respons Pemerintah Soal Risikonya

2 Masalah Kesehatan Gusi yang Sering Diabaikan, Bisa Jadi Silent Killer!

  • By Admin
  • December 18, 2025
  • 0 views
2 Masalah Kesehatan Gusi yang Sering Diabaikan, Bisa Jadi Silent Killer!

Turunkan Gula Darah dengan Cepat! Dokter Ungkap Cara Ampuh Kembalikan Ke Normal

  • By Admin
  • December 17, 2025
  • 5 views
Turunkan Gula Darah dengan Cepat! Dokter Ungkap Cara Ampuh Kembalikan Ke Normal

Temukan Aroma Khas untuk Setiap Momen Spesial

  • By Admin
  • December 7, 2025
  • 22 views
Temukan Aroma Khas untuk Setiap Momen Spesial