5 Alasan Utama Seseorang Bunuh Diri Menurut Psikolog – Fakta Mengejutkan!

0 0
Read Time:2 Minute, 33 Second

Jakarta –
Belakangan ini, kasus bunuh diri semakin sering terjadi, salah satunya melibatkan seorang ibu dan anak-anaknya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Lalu, apa sebenarnya yang mendorong seseorang mengambil langkah ekstrem tersebut?

Dua psikolog yang dihubungi Kompas.com pada Senin (8/9/2025) memaparkan penjelasan mendalam mengenai tahapan dan penyebab di balik tindakan bunuh diri.

Tahapan Bunuh Diri

Three-Step Theory of Suicide

Menurut Clement Eko Prasetio, M.Psi., psikolog dari Indopsycare, memahami bunuh diri perlu dimulai dengan mengenal konsep *suicide ideation* (pemikiran bunuh diri) dan *suicide behavior* (perilaku bunuh diri), serta teori *three-step theory of suicide* (3 ST).

“Yang satu berkaitan dengan ide, sementara yang lain berupa tindakan atau percobaan. Teori 3 ST menjelaskan tahapan psikologis yang dilalui seseorang sebelum melakukan *suicide attempt* atau *suicide action*,” jelas Clement.

Kasus bunuh diri tengah marak di Indonesia. Kenali beberapa penyebab bunuh diri berikut ini agar bisa membantu orang di sekitar kita. Kasus bunuh diri tengah marak di Indonesia. Kenali beberapa penyebab bunuh diri berikut ini agar bisa membantu orang di sekitar kita.

Tahap pertama muncul ketika seseorang mulai memiliki motivasi untuk bunuh diri, yang termasuk dalam *ideation* awal. Motivasi ini biasanya muncul dari perasaan putus asa, merasa tidak berdaya, dan terjebak dalam situasi tanpa solusi.

Tahap kedua adalah ketika pemikiran bunuh diri semakin kuat karena individu merasa sangat terisolasi secara sosial. “Persepsi bahwa koneksi sosialnya buruk—meskipun sebenarnya tidak—dapat memperbesar keinginan untuk mengakhiri hidup,” ujar Clement.

Tahap ketiga terjadi ketika seseorang mulai melakukan percobaan bunuh diri. Faktor kunci di sini adalah kapabilitas, seperti akses terhadap metode bunuh diri atau pengetahuan tentang cara melakukannya. “Pengalaman tidak harus langsung, bisa juga dari melihat atau mengetahui kasus serupa,” tambahnya.

Faktor Penyebab Bunuh Diri

Rasa Putus Asa

Kasus bunuh diri tengah marak di Indonesia. Kenali beberapa penyebab bunuh diri berikut ini agar bisa membantu orang di sekitar kita. Kasus bunuh diri tengah marak di Indonesia. Kenali beberapa penyebab bunuh diri berikut ini agar bisa membantu orang di sekitar kita.

Perasaan putus asa dan depresi sering kali menjadi pemicu utama. “Individu merasa tidak punya harapan, tidak melihat tujuan hidup, atau tidak tahu lagi harus berbuat apa,” terang Clement.

Isolasi Sosial

Koneksi sosial yang buruk—baik secara persepsi maupun fakta—dapat meningkatkan risiko bunuh diri. “Misalnya, seseorang mengalami perundungan, dikucilkan, atau selalu merasa sendiri. Kesepian bisa memperkuat kecenderungan ini,” jelasnya.

Pengetahuan tentang Bunuh Diri

Pengetahuan mengenai metode bunuh diri atau riwayat keluarga yang pernah melakukannya juga berperan dalam meningkatkan risiko.

Kepekaan Emosional Tinggi

Kasus bunuh diri tengah marak di Indonesia. Kenali beberapa penyebab bunuh diri berikut ini agar bisa membantu orang di sekitar kita. Kasus bunuh diri tengah marak di Indonesia. Kenali beberapa penyebab bunuh diri berikut ini agar bisa membantu orang di sekitar kita.

Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik yang membuat mereka lebih peka secara emosional. “Jika kemampuan mengelola emosi buruk, hal ini bisa memicu tindakan bunuh diri sebagai bentuk regulasi emosi yang tidak sehat,” kata Clement.

Gangguan Emosi

Kondisi seperti depresi dan gangguan suasana hati juga berkontribusi terhadap risiko bunuh diri.

Faktor Tambahan

Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi., psikolog dari Jaga Batin, menambahkan bahwa hilangnya harapan akan masa depan atau penyelesaian masalah juga bisa menjadi pemicu.

*Catatan:*
*Depresi bukanlah hal sepele. Jika Anda atau orang terdekat mengalami pikiran bunuh diri, jangan ragu mencari bantuan melalui layanan dukungan seperti yang tercantum di https://www.dapetblog.com/category/tech-news/. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Untuk penanganan lebih lanjut, konsultasikan dengan psikolog, psikiater, atau klinik kesehatan jiwa.*

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Tanda Bahaya atau Justru Sehat? Cek Faktanya!

Perbedaan Pendapat dengan Pasangan Bukan Selalu Pertanda Buruk, Ini Penjelasannya Konflik dalam hubungan asmara kerap dianggap sebagai tanda bahaya. Namun, menurut psikolog Mark Travers, berselisih paham dengan pasangan tidak selalu…

Gizi Optimal Tanpa Daging Mahal!

Protein hewani memegang peran krusial dalam mendukung tumbuh kembang anak, terutama pada fase emas di bawah usia dua tahun. Nutrisi ini tidak hanya menjadi fondasi kesehatan, tetapi juga berpengaruh jangka…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Liverpool Akan Bangkit Kembali, Hanya Perlu Kesabaran!

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Liverpool Akan Bangkit Kembali, Hanya Perlu Kesabaran!

Man United Kalah Lagi, Fans Gagal Potong Rambut karena Nazar Gagal Terpenuhi

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Man United Kalah Lagi, Fans Gagal Potong Rambut karena Nazar Gagal Terpenuhi

Dominan, Dinamis, dan Tak Tertembus di Lapangan!

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Dominan, Dinamis, dan Tak Tertembus di Lapangan!

Tanda Bahaya atau Justru Sehat? Cek Faktanya!

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Tanda Bahaya atau Justru Sehat? Cek Faktanya!

Gizi Optimal Tanpa Daging Mahal!

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Gizi Optimal Tanpa Daging Mahal!

Leya Princy Bongkar Sisi Positif FOMO Belanja Brand Lokal yang Tak Banyak Diketahui

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Leya Princy Bongkar Sisi Positif FOMO Belanja Brand Lokal yang Tak Banyak Diketahui