
Timnas Indonesia Tersendat di Lini Depan: Gagal Cetak Gol Lawan Lebanon
Timnas Indonesia harus puas bermain imbang tanpa gol melawan Lebanon dalam laga FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Senin (8/9/2025) malam. Meski mendominasi penguasaan bola hingga 81%, pasukan Merah-Putih tak mampu menciptakan satupun tembakan mengarah ke gawang.
Pengamat sepak bola Gita Suwondo menilai hasil ini sebagai tanda peringatan, terutama soal masalah lama di lini depan yang belum teratasi. “Dua laga uji coba dengan formasi berbeda, tapi masalahnya sama: ketiadaan penyerang murni yang efektif,” ujarnya.
Formasi Fleksibel, Masalah Tetap Sama
Gita menjelaskan, meski skema berubah dari 4-3-3 menjadi 3-4-3 dengan Calvin Verdonk kadang berperan ganda sebagai bek tengah atau gelandang, Timnas tetap kesulitan menciptakan peluang. “Joey Palupessy maju ke depan, tapi kita masih kehilangan sosok seperti Ole Romeny,” tambahnya.
Kemenangan 6-0 atas Taiwan di laga sebelumnya dinilainya tak bisa jadi patokan. “Taiwan (peringkat 172 FIFA) dan Lebanon (peringkat 112) jelas berbeda level. Sama seperti kemenangan Timnas U-23 atas Brunei—begitu lawan bertahan solid seperti Lebanon, kita kewalahan,” papar Gita.
Serangan Sayap Tak Membuahkan Hasil
Gita menyoroti ketidakakuratan umpan silang (*crossing*) sebagai kelemahan utama. “Kita terlalu bergantung pada serangan sayap, tapi *end passing*-nya buruk. Dari 90 menit, nol *shot on target*—ini masalah serius,” tegasnya.
Lebanon justru lebih efisien: meski lebih banyak bertahan, mereka beberapa kali memaksa kiper Emil Audero turun tangan. “*Crossing* tidak berguna jika lawan mudah menghalaunya. Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans gagal memberikan umpan matang,” kritik Gita.
Ujian Berat Menanti Lawan Arab Saudi dan Irak
Situasi makin rumit saat Mauro Zijlstra diganti dan Timnas beralih ke skema *false nine* dengan Marselino Ferdinan. “Tetap saja, 9 tembakan tanpa satupun mengarah ke gawang. Ini bahaya, apalagi nanti lawan seperti Arab Saudi atau Irak akan lebih agresif,” kata Gita.
Arab Saudi baru mengalahkan Makedonia Utara (2-1), sementara Irak juara King’s Cup 2025 setelah mengandaskan Hong Kong dan Thailand. “Kalau tidak bisa memaksimalkan peluang, sulit lolos ke putaran kelima Kualifikasi Piala Dunia 2026,” ingatnya.
Pencarian Pengganti Ole Romeny Masih Mentok
Gita menegaskan, produktivitas Ole Romeny masih belum tergantikan. Ragnar Oratamangoen, misalnya, tak sekalipun dimainkan meski masuk skuad. “Kita butuh *real number 9*, tapi Ragnar bahkan tak diberi kesempatan. Tanpa *finisher* tajam, peluang emas pun jadi sia-sia,” tutupnya.