
Banjir dan Longsor Melanda Bali, Namun Layanan Penyeberangan Tetap Normal
Sejak Selasa (9/9/2025) malam, hujan deras mengguyur Bali tanpa henti, memicu banjir besar di berbagai wilayah serta tanah longsor di beberapa lokasi. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (11/9/2025) mencatat lebih dari 120 titik banjir tersebar di tujuh kabupaten dan kota di Pulau Dewata.
Meski situasi darurat terjadi di daratan, aktivitas penyeberangan di Selat Bali tetap berjalan lancar.
*Penanganan banjir di Kota Denpasar, Provinsi Bali.*
Operasional Pelabuhan Tak Terganggu
Shelvy Arifin, Corporate Secretary ASDP, memastikan bahwa pelabuhan penyeberangan Ketapang (Banyuwangi) dan Gilimanuk (Jembrana) tetap beroperasi normal meski banjir melanda Bali.
“Operasional pelabuhan Ketapang–Gilimanuk berjalan seperti biasa,” jelas Shelvy kepada *Kompas.com*, Kamis (11/9/2025).
Menurut laporan BMKG, cuaca di sekitar pelabuhan dalam kondisi cerah dengan kecepatan angin selatan 14 knot, gelombang setinggi 0,4 meter, arus selatan 90 cm/s, dan jarak pandang mencapai 10 km.
*Pelabuhan Gilimanuk merupakan salah satu pelabuhan penyeberangan tersibuk di Indonesia.*
Layanan Lancar Tanpa Kendala
Shelvy menambahkan bahwa situasi pelabuhan terpantau lancar, tidak ada antrean, dan tidak diberlakukan sistem buka-tutup. Pernyataan ini meredam kekhawatiran masyarakat, terutama pengguna jasa penyeberangan, yang sempat khawatir terjadi gangguan akibat cuaca ekstrem.
Dengan operasional yang tetap stabil, distribusi logistik dan pergerakan kendaraan roda dua maupun roda empat tidak mengalami hambatan. Jalur ini sangat vital, bukan hanya sebagai penghubung Jawa dan Bali, tetapi juga menjadi rute utama bagi kendaraan pribadi dan angkutan barang yang melintas setiap hari.