
Mobil dengan Transmisi DCT Lebih Rentan Rusak Jika Terendam Banjir
Tak ada mobil yang benar-benar aman saat terendam banjir, tetapi jenis matik dengan transmisi *dual clutch* (DCT) termasuk yang paling rawan mengalami kerusakan. Sistemnya yang rumit membuat perbaikan lebih sulit dan biayanya pun lebih tinggi dibandingkan transmisi biasa.
Ahli Ungkap Kerentanan DCT Saat Banjir
Menurut Imun, pemilik bengkel spesialis Ford di Klaten, mobil bermesin DCT tidak dirancang untuk tahan banjir. “Di bagian rumah kopling ada lubang ventilasi yang terletak di kolong mobil. Saat banjir, air bisa masuk lewat celah itu,” jelasnya.
*Mobil rental terendam banjir di Bali*
Begitu air masuk, komponen seperti kampas kopling, *dual clutch*, *shift fork*, dan *release bearing* akan terpapar. “Mayoritas bagian ini tidak tahan air, termasuk modul elektroniknya,” tambah Imun.
*Shift fork pada dual clutch transmission*
Logam pada *dual clutch* juga berisiko berkarat, sementara kampas kopling bisa rusak. Akibatnya, mobil bisa mogok atau perpindahan gigi menjadi kasar. “Sebab, DCT punya dua kopling terpisah untuk gigi ganjil dan genap,” ujarnya.
Korosi Bisa Sebabkan Komponen Harus Diganti
Jika sudah terkena korosi, sebagian besar komponen DCT tidak bisa diperbaiki—harus diganti baru. “Bisa pakai onderdil *aftermarket* atau orisinal, tapi harganya cukup mahal,” kata Imun.
*Dual clutch Ford Fiesta di Shopee dibanderol Rp 14 juta*
Sebagai contoh, *dual clutch kit* untuk Ford Fiesta di pasaran dijual mulai Rp 10–15 juta, belum termasuk biaya servis. “Lebih baik hindari genangan air sejak awal agar tidak perlu mengeluarkan biaya besar,” sarannya.
*Banjir di Ambon akibat hujan deras*
Dengan risiko kerusakan yang tinggi, pemilik mobil DCT disarankan ekstra waspada saat musim hujan atau melewati daerah rawan banjir.