
Pertamina Patra Niaga terus memperkuat perannya dalam mendorong transisi energi di Indonesia dengan memperluas jaringan infrastruktur untuk kendaraan listrik. Saat ini, perusahaan telah menghadirkan 10 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan 45 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di wilayah Jabodetabek.
Ekspansi Infrastruktur Kendaraan Listrik
Roberth MV Dumatubun, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, menyatakan bahwa pengembangan fasilitas ini akan terus dilakukan seiring dengan peta jalan transisi energi dan meningkatnya permintaan masyarakat.
“Kami berkomitmen mendukung penuh program transisi energi nasional melalui penyediaan infrastruktur kendaraan listrik. Kedepannya, SPKLU dan SPBKLU akan diperluas untuk menjangkau lebih banyak wilayah,” ujar Roberth kepada Kompas.com, Selasa (16/9/2025).
Meski fokus pada pengembangan energi bersih, Pertamina menyadari bahwa bahan bakar minyak (BBM) masih menjadi kebutuhan utama di berbagai sektor transportasi, mulai dari darat, laut, hingga udara.
Strategi Dual Track Pertamina
Pertamina menjalankan strategi ganda dengan tetap mempertahankan bisnis BBM sambil mengembangkan energi baru dan terbarukan.
“Kami meyakini bisnis BBM masih relevan dalam jangka menengah. Namun, kami juga terus mengembangkan energi bersih dan rendah emisi untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam,” jelas Roberth.
Belajar dari Praktik Global
Pertamina juga mempelajari berbagai praktik transisi energi dari negara lain, termasuk China, untuk menyusun strategi yang tepat. Namun, implementasinya tetap disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat Indonesia.
“Setiap negara memiliki karakteristik energi dan perilaku konsumen yang berbeda. Karena itu, transisi energi di Indonesia harus dilakukan secara bertahap, terukur, dan sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat,” tegas Roberth.