Mengapa Marriage is Scary bagi Banyak Orang

0 0
Read Time:2 Minute, 27 Second

Pernikahan, bagi sebagian orang, bukan lagi impian manis yang dinanti, melainkan sesuatu yang menimbulkan kegelisahan. Fenomena *marriage is scary* kian populer di kalangan generasi muda, di mana banyak yang memandang ikatan pernikahan sebagai momok menakutkan. Sebagian memilih menunda, bahkan ada yang sama sekali tidak berminat melangkah ke jenjang tersebut. Lantas, apa yang sebenarnya memicu ketakutan ini?

Fenomena marriage is scary, mengapa orang takut menikah?

Bukan hanya karena trauma orangtua bercerai

Ketakutan menikah atau fenomena marriage is scary muncul di kalangan anak muda. Apa penyebabnya dan bagaimana psikolog menjelaskannya?
Ketakutan menikah atau fenomena *marriage is scary* semakin banyak ditemui di kalangan anak muda. Menurut Dr. Pingkan C.B Rumondor, M.Psi., psikolog klinis dewasa dan peneliti relasi interpersonal, fenomena ini dapat dipahami melalui teori belajar. Manusia cenderung membentuk persepsi berdasarkan apa yang mereka amati di sekitarnya.

“Jika yang sering dilihat adalah hal-hal negatif seperti KDRT, perceraian, atau bahkan pembunuhan dalam hubungan pernikahan, wajar jika muncul anggapan bahwa menikah itu menyeramkan,” jelas Pingkan dalam wawancara pada Minggu (14/9/2025).

Persepsi ini kemudian membuat seseorang enggan atau terlalu hati-hati untuk memutuskan menikah. Menurutnya, ketakutan ini muncul akibat paparan terus-menerus terhadap narasi negatif tentang pernikahan, tanpa adanya contoh positif yang seimbang.

“Ini bukan semata-mata karena trauma melihat orangtua bercerai. Faktor utamanya adalah paparan berulang terhadap kisah-kisah buruk tentang pernikahan,” tegasnya.

Hasil dari beberapa kondisi

Ketakutan menikah atau fenomena marriage is scary muncul di kalangan anak muda. Apa penyebabnya dan bagaimana psikolog menjelaskannya?
Pingkan menegaskan bahwa tidak semua pengalaman buruk yang dialami orang lain akan terjadi pada diri seseorang. Ketakutan menikah biasanya muncul dari kombinasi beberapa faktor, bukan hanya satu penyebab tunggal.

Misalnya, seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan KDRT dan mengalami kekerasan sejak kecil mungkin mengembangkan pola pikir “aku tidak berdaya” atau “aku tidak punya kendali”.

“Saat dewasa, ia mungkin melihat pernikahan sebagai sesuatu yang penuh risiko—takut dikhianati, kehilangan kebebasan, atau hidup tidak sesuai harapan,” ujar Pingkan.

Kondisi yang menyebabkan orang takut menikah

Ketakutan menikah atau fenomena marriage is scary muncul di kalangan anak muda. Apa penyebabnya dan bagaimana psikolog menjelaskannya?
Berikut beberapa faktor yang berkontribusi terhadap ketakutan seseorang untuk menikah:

1. Pengalaman keluarga jadi akar ketakutan

Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., psikolog klinis dari RS DR Oen Solo Baru, menjelaskan bahwa dinamika keluarga bisa menjadi pemicu utama.

“Pernikahan orangtua yang penuh konflik, perceraian, atau KDRT bisa membentuk persepsi negatif,” kata Joko. Ia mencontohkan, seorang anak perempuan yang melihat ibunya menjadi korban KDRT mungkin menggeneralisasi bahwa semua pria berperilaku buruk. Hal serupa bisa terjadi pada anak laki-laki yang menyaksikan ayahnya menjadi korban kekerasan.

2. Berita soal pernikahan

Ketakutan menikah atau fenomena marriage is scary muncul di kalangan anak muda. Apa penyebabnya dan bagaimana psikolog menjelaskannya?
Akses informasi yang mudah membuat berita negatif tentang pernikahan—seperti perselingkuhan selebriti atau kasus KDRT—semakin sering dikonsumsi.

“Paparan berulang terhadap konten seperti ini bisa memperkuat pandangan negatif tentang pernikahan,” jelas Joko.

3. Cerita orang lain

Ketakutan menikah atau fenomena marriage is scary muncul di kalangan anak muda. Apa penyebabnya dan bagaimana psikolog menjelaskannya?
Testimoni dari teman atau kerabat yang mengalami pernikahan tidak bahagia juga turut memengaruhi.

“Ketika seseorang terus mendengar komentar seperti, ‘Jangan menikah, aku menyesal’, persepsinya bisa ikut terpengaruh,” ucap Joko.

4. Pengalaman pribadi

Pengalaman buruk dalam hubungan sebelumnya, seperti dikhianati atau tidak dihargai, bisa menumbuhkan rasa tidak percaya diri dan kekhawatiran akan kegagalan di masa depan.

“Rasa tidak aman ini sering kali berakar dari masa lalu, membuat seseorang cemas dan takut mengambil langkah ke jenjang pernikahan,” pungkas Joko.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Tanda Bahaya atau Justru Sehat? Cek Faktanya!

Perbedaan Pendapat dengan Pasangan Bukan Selalu Pertanda Buruk, Ini Penjelasannya Konflik dalam hubungan asmara kerap dianggap sebagai tanda bahaya. Namun, menurut psikolog Mark Travers, berselisih paham dengan pasangan tidak selalu…

Gizi Optimal Tanpa Daging Mahal!

Protein hewani memegang peran krusial dalam mendukung tumbuh kembang anak, terutama pada fase emas di bawah usia dua tahun. Nutrisi ini tidak hanya menjadi fondasi kesehatan, tetapi juga berpengaruh jangka…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Liverpool Akan Bangkit Kembali, Hanya Perlu Kesabaran!

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Liverpool Akan Bangkit Kembali, Hanya Perlu Kesabaran!

Man United Kalah Lagi, Fans Gagal Potong Rambut karena Nazar Gagal Terpenuhi

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Man United Kalah Lagi, Fans Gagal Potong Rambut karena Nazar Gagal Terpenuhi

Dominan, Dinamis, dan Tak Tertembus di Lapangan!

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Dominan, Dinamis, dan Tak Tertembus di Lapangan!

Tanda Bahaya atau Justru Sehat? Cek Faktanya!

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Tanda Bahaya atau Justru Sehat? Cek Faktanya!

Gizi Optimal Tanpa Daging Mahal!

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Gizi Optimal Tanpa Daging Mahal!

Leya Princy Bongkar Sisi Positif FOMO Belanja Brand Lokal yang Tak Banyak Diketahui

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Leya Princy Bongkar Sisi Positif FOMO Belanja Brand Lokal yang Tak Banyak Diketahui