
Iran: Surganya Operasi Hidung dengan Standar Kecantikan yang Unik
Sejak lebih dari empat dekade lalu, Iran telah menjelma sebagai salah satu destinasi utama dunia untuk bedah plastik. Namun, yang menarik, mayoritas prosedur yang dilakukan bukanlah untuk mengubah bentuk tubuh atau wajah secara luas, melainkan berfokus pada satu area spesifik: hidung.
Hidung “Barat” sebagai Standar Kecantikan
Di Iran, hidung yang kecil, ramping, dan sedikit terangkat—mirip dengan ciri khas orang Barat—dianggap sebagai simbol kecantikan ideal. Padahal, banyak warga Iran, terutama yang memiliki keturunan Persia, terlahir dengan hidung lebih besar dan berbentuk khas dengan punuk yang menonjol. Tak heran, banyak yang memilih untuk “memperbaiki” bentuk hidung mereka melalui operasi.
Angka yang Mencengangkan
Data dari The Guardian pada 2013 menunjukkan bahwa Iran memegang rekor sebagai negara dengan tingkat operasi hidung tertinggi di dunia. Sekitar 200.000 prosedur rhinoplasty dilakukan setiap tahunnya—jumlah yang luar biasa untuk populasi sekitar 88 juta jiwa. Artinya, sekitar 0,25% penduduk Iran menjalani operasi ini setiap tahun. Jika hanya menghitung kalangan dewasa muda, persentasenya bisa jauh lebih tinggi.
Distorsi Wajah Asli Iran?
Babak Nikoumaram, Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Plastik dan Estetika Iran (ISAPS), mengungkapkan kekhawatirannya. “Wajah asli Iran sedang terdistorsi melalui prosedur invasif ini,” katanya dalam wawancara dengan Financial Times. Ia menambahkan bahwa standar kecantikan Barat yang tidak realistis dipaksakan pada masyarakat Iran.
Mayoritas pasien, terutama perempuan, datang untuk membuat hidung mereka lebih kecil dan ujungnya lebih runcing serta terangkat. Prosedur yang dulu hanya bisa diakses oleh kalangan kaya dan paruh baya kini telah menjadi tren massal.
Dampak Budaya dan Sosial
Aturan ketat dalam berbusana bagi perempuan Iran turut memicu fenomena ini. Ketika rambut dan tubuh harus tertutup, wajah menjadi pusat perhatian utama. Namun, pada 2018, pemerintah sempat mengancam akan menjerat hukuman penjara atau cambuk bagi mereka yang melakukan operasi kecantikan “tidak Islami”.
Media sosial juga disebut sebagai pemicu rasa tidak percaya diri. Banyak perempuan mengaku merasa tertekan oleh standar kecantikan sempurna yang terus dipromosikan. Selain itu, penampilan fisik ternyata berpengaruh besar pada kehidupan sosial dan ekonomi. Beberapa perempuan mengungkapkan bahwa mereka yang dianggap cantik lebih mudah mendapatkan lamaran pernikahan menguntungkan atau pekerjaan bergaji tinggi.
Iran sebagai Destinasi Wisata Medis
Menurut Tehran Times, Iran kini juga menjadi pusat wisata medis berkat regulasi yang relatif longgar, biaya terjangkau, dan reputasi dokter bedah plastiknya yang mumpuni. Teknik rhinoplasty di Iran bahkan diakui secara internasional.
Data ISAPS pada 2022 menunjukkan bahwa 8,5% pasien bedah kosmetik di Iran berasal dari luar negeri—bukti bahwa keahlian dokter bedah Iran telah menarik minat banyak orang dari berbagai belahan dunia.