
Nyeri Pinggang: Penyebab dan Kapan Harus Waspada
Nyeri pinggang sering dialami banyak orang, dengan penyebab beragam mulai dari aktivitas sehari-hari hingga kondisi medis tertentu. Menurut dr. Andra Hendriarto, Sp. OT (K), dokter spesialis ortopedi konsultan spine dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Bintaro Jaya, keluhan ini bisa berasal dari masalah sendi, otot, atau bahkan kondisi yang lebih serius.
Nyeri Pinggang Akibat Masalah Sendi
Salah satu pemicu nyeri pinggang adalah gangguan pada sendi. Rasa sakit biasanya muncul saat melakukan gerakan tertentu, seperti memutar atau mengayunkan tubuh. “Aktivitas seperti golf atau olahraga raket—misalnya tenis, bulu tangkis, atau padel—sering memicu nyeri karena gerakan twisting dan swinging,” jelas Andra dalam pertemuan di Sinilagi Food & Coffee, Jakarta Selatan, Rabu (17/9/2025).
Selain aktivitas fisik, nyeri sendi juga bisa disebabkan oleh kista atau kelainan bentuk sendi sejak lahir, meski kasus ini tergolong jarang. Namun, mayoritas masalah ini terjadi akibat gerakan berulang yang memberi tekanan berlebih pada sendi pinggang.
Nyeri Pinggang karena Gangguan Otot
Selain sendi, otot juga bisa menjadi sumber nyeri pinggang, terutama setelah beraktivitas berat atau mengangkat beban berlebih. Namun, ada kondisi yang perlu diwaspadai, yaitu skoliosis. “Pada skoliosis, tulang belakang melengkung seperti huruf C atau S, sehingga otot di kedua sisi tidak seimbang panjangnya,” ujar Andra.
Ketidakseimbangan ini membuat salah satu sisi otot bekerja lebih keras, lama-kelamaan menjadi lemah, kaku, dan menimbulkan nyeri. Biasanya, penderita merasakan sakit saat berada dalam posisi tertentu, seperti duduk miring atau setengah duduk.
Tanda-Tanda Perlu Konsultasi ke Dokter
Beberapa kondisi mengharuskan penderita nyeri pinggang segera memeriksakan diri, antara lain:
- Nyeri disertai riwayat cedera, seperti jatuh, kecelakaan, atau benturan.
- Penurunan berat badan tanpa penyebab jelas.
- Gejala saraf, seperti kelemahan, kebas, kesemutan, atau tanda saraf terjepit.
- Usia di atas 50 tahun, karena risiko penyakit serius meningkat setelah 45 tahun.
- Demam, riwayat penggunaan obat suntik (misalnya insulin atau steroid), serta riwayat kanker atau tumor.
Dengan mengenali penyebab dan tanda bahaya, penanganan nyeri pinggang bisa dilakukan lebih tepat dan cepat.