
Wakil Menlu RI Kritik Keras Veto AS di DK PBB Soal Palestina
Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Anis Matta, menyampaikan kritik tajam terhadap keputusan Amerika Serikat menggunakan hak veto dalam resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak gencatan senjata antara Palestina dan Israel. Menurutnya, langkah tersebut merupakan tindakan yang tidak tepat.
Veto AS Dinilai Keliru
“Menurut saya, keputusan ini sangat buruk,” ujar Anis dengan tegas saat berbincang di Djakarta Theater, Jumat (19/9/2025). Ini bukan kali pertama AS memveto resolusi terkait konflik Palestina-Israel—jumlahnya sudah mencapai enam kali.
Pemerintah AS, melalui Wakil Utusan AS untuk Timur Tengah Morgan Ortagus, beralasan bahwa draf resolusi tersebut dinilai tidak cukup mengutuk Hamas dan mengabaikan hak Israel untuk membela diri.
Reaksi Internasional
Keputusan veto AS memantik kecaman dari berbagai perwakilan negara di PBB. Duta Besar Palestina Riyad Mansour menyatakan kekecewaan mendalam, menyebut langkah itu menghalangi upaya DK PBB mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza.
Sementara itu, Duta Besar Pakistan Asim Ahmad menggambarkan momen tersebut sebagai “noda kelam” dalam sejarah dewan. “Dunia sedang melihat. Tangisan anak-anak seharusnya menyentuh nurani kita,” katanya.
Tak kalah emosional, Duta Besar Aljazair Amar Bendjama meminta maaf kepada rakyat Palestina. “Maafkan kami, karena dunia berbicara tentang keadilan, tetapi menolaknya untuk kalian. Maafkan kami karena upaya kami terhalang oleh tembok penolakan,” ucapnya.
Kondisi Gaza Semakin Memprihatinkan
Pemungutan suara ini terjadi menjelang Sidang Majelis Umum PBB, di mana isu Gaza diprediksi mendominasi pembahasan. Beberapa sekutu AS, seperti Inggris, dikabarkan akan mengakui kedaulatan Palestina secara resmi.
Di lapangan, situasi Gaza semakin mengerikan. Juru bicara PBB Olga Cherevko menyebut kondisi di sana sebagai “bencana besar”. Ribuan warga terus mengungsi di tengah eskalasi serangan udara dan darat Israel.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza, korban jiwa telah mencapai 65.141 orang sejak serangan dimulai pada 7 Oktober 2023. Sementara itu, tank dan pasukan Israel terus bergerak maju pada hari ketiga operasi darat mereka.