
Kisah Mees Hilgers dan FC Twente: Konflik Kontrak yang Berujung ke Meja Hukum
Perseteruan antara Mees Hilgers, bek Timnas Indonesia, dan klub Belanda, FC Twente, semakin memanas. Awalnya, sang pemain berencana meninggalkan De Grolsch Veste pada bursa transfer musim panas 2025. Namun, karena negosiasi dengan klub lain tidak membuahkan hasil, Hilgers terpaksa kembali ke Twente. Masalah pun muncul ketika manajemen memintanya memperpanjang kontrak. Ketika kesepakatan tak tercapai, Hilgers hanya diizinkan berlatih tanpa bisa turun di kompetisi resmi.
Andre Brantjes, pengacara olahraga, menyoroti pelanggaran hak pemain dalam kasus ini. Menurutnya, FC Twente dinilai memaksakan kehendak demi kepentingan sepihak. “Tidak ada jaminan hak bermain, tapi pemain harus diberi kesempatan berkompetisi,” tegas Brantjes, seperti dilaporkan *Twente Insite*. “Jika dia hanya bisa bermain setelah memperpanjang kontrak, itu sama saja dengan pengucilan.” Ia mendorong Hilgers untuk membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) guna membatalkan kontrak dan menuntut ganti rugi atas gaji yang tertahan.
Nilai Pasar Mees Hilgers Terancam Turun
Kinerja buruk Mees Hilgers dalam kekalahan FC Twente melawan Ajax Amsterdam pekan lalu semakin memperkeruh situasi. Larangan bermain membuatnya kehilangan momentum untuk membuktikan kualitas di lapangan. Brantjes menilai justru FC Twente yang rugi karena kebijakan ini. “Klub menghambat Hilgers meningkatkan nilai pasar. Tanpa kesempatan tampil, kemampuan dan peluangnya di pasaran ikut merosot,” ujarnya.
Meski memiliki prospek bagus di Eropa, situasi ini jelas membatasi pergerakan Hilgers. Tanpa resolusi cepat, masa depannya di dunia sepak bola profesional bisa terancam stagnan.