
Obesitas sering kali dianggap hanya sebagai masalah berat badan, namun ternyata dampak sosialnya jauh lebih dalam. Stigma negatif yang kerap diterima penderita obesitas dapat memicu tekanan psikologis serius, bahkan berujung pada depresi.
Stigma yang Tersembunyi tapi Menyakitkan
Dr. Maya Surjadjaja, Sp.GK, M.Gizi dari Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) mengungkapkan, banyak orang tidak menyadari betapa besar dampak negatif dari stigma terhadap penderita obesitas. “Awalnya saya juga tidak sadar, ternyata efeknya sangat signifikan,” ujarnya dalam acara *Kolaborasi dan Inovasi untuk Indonesia Sehat: Prioritas pada Isu Obesitas* di Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2025).

Ia mencontohkan, komentar yang dianggap biasa seperti, *”Nah, kalau berat badannya turun kan lebih pas,”* justru bisa melukai perasaan. Bahkan, tatapan mata yang merendahkan pun bisa membuat penderita obesitas merasa tidak diterima. “Mereka sering merasa dikucilkan hanya karena berat badannya, padahal ini adalah kondisi medis, bukan sekadar masalah penampilan,” tegas Maya.
Obesitas Lebih dari Sekadar Gaya Hidup
Banyak orang mengira obesitas hanya berkaitan dengan pola hidup tidak sehat atau kurang disiplin. Namun, Maya menegaskan bahwa obesitas adalah penyakit kompleks yang dipengaruhi berbagai faktor, termasuk genetik dan lingkungan.

“Memberi label malas atau tidak peduli pada kesehatan justru memperburuk keadaan. Kita harus lebih bijak dalam bersikap,” ujarnya. Stigma sosial, menurutnya, tidak membantu proses pemulihan, melainkan justru memperparah beban psikologis penderita.
Dampak Psikologis yang Tidak Bisa Diabaikan
Diskriminasi terhadap penderita obesitas tidak hanya berdampak emosional, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental secara signifikan. “Stigma dan tatapan sinis tidak membantu penyembuhan, malah membuat mereka semakin tertekan,” jelas Maya.

Penelitian menunjukkan, banyak penderita obesitas mengalami isolasi sosial, rasa tidak percaya diri, hingga gangguan kecemasan. Oleh karena itu, penanganan obesitas harus mencakup aspek medis dan dukungan psikologis, bukan celaan.
Maya menekankan pentingnya membangun empati di masyarakat. Dukungan positif jauh lebih efektif daripada komentar negatif. Selain itu, kampanye kesehatan harus tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga menghilangkan stigma terhadap penderita obesitas. Edukasi publik bahwa obesitas adalah penyakit kronis menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.