
JAKARTA, KOMPAS.com – Transformasi Jakarta menuju kota global dengan identitas budaya Betawi dinilai mampu membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan sektor pariwisata.
Badan Musyawarah (Bamus) Betawi menilai, momentum ini perlu dimanfaatkan dengan melibatkan industri perhotelan dan pariwisata untuk menonjolkan kekayaan budaya Betawi sebagai ciri khas ibukota.
“Hotel bisa menjadi mitra strategis, baik untuk promosi budaya maupun aspek komersial, dengan menghadirkan nuansa Betawi,” ujar tokoh Betawi Munir Arsyad dalam keterangannya, Kamis (25/9/2025).
Munir menegaskan, Jakarta tidak boleh kehilangan akar budayanya meski sedang bertransformasi menjadi kota dunia. Oleh karena itu, peran pelaku budaya Betawi—mulai dari pengrajin, seniman, hingga pelaku kuliner—harus diperkuat.
“Hotel bisa menggelar acara khusus seperti bazar kuliner Betawi atau pertunjukan seni untuk memperkenalkan kekayaan budaya ini kepada lebih banyak orang,” tambahnya.
Selain kuliner, pertunjukan Lenong, Gambang Kromong, dan Tari Betawi juga bisa menjadi daya tarik wisata yang unik. Bahkan, Munir mengusulkan kolaborasi antara hotel dengan seniman Betawi untuk menghias ruangan dengan ornamen khas.
Tak hanya itu, ia mendorong hotel menjadi tuan rumah rutin acara seni budaya Betawi serta menawarkan paket wisata yang mencakup kunjungan ke kawasan tradisional, wisata kuliner, dan pusat kerajinan khas Betawi.
Jakarta Tetap Jadi Ibu Kota
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa Jakarta masih berstatus sebagai ibu kota negara, meskipun Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur telah ditetapkan sebagai Ibu Kota Politik Indonesia mulai 2028.
Ketentuan ini tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2025 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2025, yang diundangkan pada 30 Juni 2025.
“Pemindahan pemerintahan ke IKN tidak akan dilakukan secara keseluruhan pada 2028. Jakarta tetap menjadi pusat bisnis dan sebagian besar administrasi pemerintahan,” ujar Pramono saat menerima kunjungan peserta Lemhannas RI di Balai Kota Jakarta, Rabu (24/9/2025), dikutip dari *Antara*.
Ia menjelaskan, meski lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif akan beroperasi di IKN, Jakarta tetap memegang peran penting dalam aktivitas ekonomi dan pemerintahan.
Budaya Betawi sebagai Fondasi Jakarta Global
Pramono menegaskan, sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024, Jakarta tidak hanya tetap menjadi ibu kota tetapi juga diarahkan sebagai kota global yang inklusif dengan budaya Betawi sebagai identitas utamanya.
“Simbol-simbol Betawi akan lebih ditonjolkan, mulai dari *billboard* hingga batas wilayah administrasi, sesuai amanat undang-undang,” jelasnya.
Namun, ia menekankan bahwa penguatan identitas Betawi tidak akan mengikis karakter multikultural Jakarta yang telah lama menjadi ciri khas kota metropolitan ini.