
Puteri Indonesia 2025 Berbagi Tips Padu Padan Batik yang Stylish
Firsta Yufi Amarta Putri, sang Puteri Indonesia 2025, membagikan kiat memadukan batik agar tetap modis di berbagai kesempatan. Menurutnya, batik tak harus dikenakan secara full set dari atas hingga bawah, melainkan bisa dikombinasikan dengan bahan atau gaya lain.
“Batik bisa dipadukan dengan kain atau celana, tergantung acaranya. Sekarang batik sudah bukan hal tabu untuk dipakai sehari-hari. Untuk generasi muda, terutama perempuan, jangan ragu memakai batik karena ini adalah identitas kita,” ujar Firsta saat menghadiri perayaan ulang tahun ke-13 Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (26/9/2025).
Penampilannya saat itu membuktikan kecintaannya pada batik. Ia mengenakan gaun batik asimetris dengan perpaduan warna merah, hijau, dan emas. Desain off-shoulder memperlihatkan bahunya, sementara rok tinggi dengan belahan memberi sentuhan modern. Kain tipis yang menjuntai dari pinggang hingga lantai menciptakan kesan dramatis, dipadukan dengan rambut panjang bergelombang dan mahkota kebesarannya.
Cerita Firsta Memperkenalkan Indonesia di Ajang Internasional
Tak hanya berbicara tentang fashion, Firsta juga berbagi pengalamannya mewakili Indonesia di kompetisi internasional di Polandia pada Juni 2025. Dengan semangat, ia menceritakan bagaimana ia memperkenalkan budaya Indonesia melalui kuliner.
“Saya membawa banyak makanan khas, mulai dari mi instan, jajanan, hingga abon. Lucunya, peserta dari negara lain justru paling antusias mencicipi, termasuk sambal yang digemari perwakilan AS,” ungkapnya.
Selama kompetisi, Firsta juga menjalin persahabatan dengan Miss Nepal, yang menjadi teman sekamarnya. “Meski budaya kami berbeda, tapi karena sama-sama dari Asia, kami cepat akur. Kami bahkan berjanji saling mengunjungi negara masing-masing,” tuturnya.
Kekuatan Doa dan Perjuangan Mendapatkan Gelar
Mimpi menjadi Puteri Indonesia sudah diimpikan Firsta sejak lama. Ia bahkan menjadikan kalimat “Bismillah Puteri Indonesia 2025” sebagai wallpaper ponselnya selama dua tahun.
“Saya percaya pada kekuatan doa dan manifestasi. Dulu saya pemalu, tapi orangtua mendorong saya ikut berbagai les. Awalnya terpaksa, lama-lama terbiasa,” kenangnya.
Gelar tersebut bukan akhir perjalanan bagi Firsta. Setelah mencapainya, ia justru semakin fokus pada program sosialnya, First Step Forward, yang digagas sejak 2023 untuk mendampingi remaja perempuan yang kehilangan orangtua.
“Waktu remaja, saya pernah hampir salah arah setelah kehilangan orangtua. Saya ingin membantu generasi muda yang mengalami hal serupa melalui terapi, lokakarya, dan pendampingan,” ujarnya.
Sebagai pesan terakhir, Firsta mengajak perempuan Indonesia untuk percaya diri dan berani mengambil langkah. “Jangan biarkan keraguan menghalangi. Yang kita butuhkan hanya keyakinan untuk melangkah dan meraih tujuan,” tegasnya.