
Mengenal Kanker Ovarium: Gejala, Pengobatan, dan Langkah Pencegahan Kekambuhan
Kanker ovarium sering disebut sebagai “silent killer” karena gejalanya yang sulit dikenali sejak dini. Penyakit ini muncul ketika sel-sel ganas berkembang di dalam atau sekitar indung telur, dan sayangnya, banyak kasus baru terdeteksi setelah memasuki stadium lanjut. Tanpa metode skrining yang akurat, kesadaran akan gejala awal menjadi kunci untuk penanganan lebih cepat.
🔍 Gejala yang Sering Diabaikan
Meski tidak khas, beberapa tanda berikut patut diwaspadai:
- Perut terasa kembung atau tidak nyaman berkepanjangan
- Perubahan pola buang air besar atau kecil
- Perdarahan di luar siklus menstruasi
- Kelelahan ekstrem tanpa penyebab jelas
- Penurunan berat badan signifikan tanpa diet
Penting: Jangan remehkan perdarahan abnormal—segera periksakan diri ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
⚕️ Pilihan Pengobatan yang Tersedia
Penanganan kanker ovarium melibatkan pendekatan multidisiplin:
- Operasi – Mengangkat tumor dan jaringan yang terinfeksi.
- Kemoterapi – Membasmi sel kanker yang tersisa pascaoperasi.
- Terapi Target – Menyerang kelemahan spesifik sel kanker.
- Terapi Pemeliharaan – Mempertahankan remisi dan menunda kekambuhan.
🧪 Peran Tes Genetik HRD dan BRCA
Pemeriksaan Homologous Recombination Deficiency (HRD) dan mutasi gen BRCA membantu menentukan terapi lanjutan. Pasien dengan hasil positif bisa mendapatkan manfaat dari obat seperti Olaparib, penghambat PARP yang efektif memperpanjang masa remisi.
📊 Bukti dari Riset Klinis
- Pada Studi PAOLA-1, kombinasi Olaparib dan Bevacizumab meningkatkan masa bebas penyakit hingga 37 bulan bagi pasien HRD-positif.
- Studi SOLO-1 menunjukkan, pasien mutasi BRCA yang menggunakan Olaparib mengalami penurunan risiko progresi kanker hingga 70%.
🛡️ Pentingnya Terapi Pemeliharaan
Terapi ini menjadi pilar penting dalam manajemen kanker ovarium, terutama untuk:
- Meminimalkan risiko kekambuhan
- Mempertahankan kondisi remisi lebih lama
Organisasi seperti ESMO dan NCCN merekomendasikannya sebagai bagian dari perawatan standar.
✍️ Catatan Penutup
Meski kanker ovarium berpotensi kambuh, kombinasi pemeriksaan genetik, terapi tepat, dan pemantauan berkala dapat meningkatkan harapan hidup pasien. Di Indonesia, upaya meningkatkan akses terhadap terapi mutakhir masih perlu ditingkatkan.
Jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan atau onkologi. Deteksi dini bisa menjadi penyelamat!