
Pemerintah Indonesia terus mendorong percepatan transformasi digital sebagai langkah strategis mewujudkan pemerintahan yang lebih terbuka dan transparan. Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Rini Widyantini, pemanfaatan teknologi bertujuan untuk memperpendek jarak antara pemerintah dan masyarakat, memperlancar layanan publik, serta membangun kepercayaan warga. Dukungan utama dalam upaya ini adalah penerapan arsitektur digital nasional, yang meliputi identitas digital, pertukaran data, dan sistem pembayaran digital.
Integrasi Sistem untuk Layanan Lebih Efisien
Alih-alih mengembangkan banyak platform terpisah, pemerintah memprioritaskan integrasi berbagai sistem menjadi satu layanan terpadu. Pendekatan ini dinilai lebih efektif dalam menyederhanakan proses administrasi sekaligus menghemat anggaran. Salah satu bukti keberhasilannya terlihat di Kabupaten Banyuwangi, di mana lebih dari 300.000 penduduk berhasil mengakses bantuan sosial dengan cepat berkat penggunaan KTP digital dan mekanisme pembayaran langsung.
Partisipasi Masyarakat dalam Tata Kelola Digital
Tidak hanya fokus pada efisiensi, pemerintah juga mengajak masyarakat berperan aktif melalui platform digital untuk meningkatkan akuntabilitas pemerintahan. Langkah ini sejalan dengan visi menuju Pemerintahan 5.0, sebuah konsep yang menekankan kolaborasi antara pemerintah dan warga dalam pengambilan kebijakan. Dengan demikian, transformasi digital tidak sekadar tentang teknologi, tetapi juga mendorong tata kelola yang lebih inklusif.