
Memahami Dua Aspek Kunci Percaya Diri: *Self-Esteem* vs *Self-Confidence*
Meski sering dianggap sama, *self-esteem* (harga diri) dan *self-confidence* (kepercayaan diri) sebenarnya memiliki makna dan sumber yang berbeda. Keduanya memengaruhi cara seseorang memandang diri sendiri, tetapi dengan cara yang unik dan berlapis.
Self-Confidence: Percaya pada Kemampuan Spesifik
* Berkaitan dengan keyakinan seseorang dalam menyelesaikan *tugas tertentu* atau menghadapi situasi tertentu.
* Sering dipengaruhi oleh faktor luar, seperti penampilan, pengalaman sukses, atau dukungan dari orang lain.
* Contoh: Merasa lebih percaya diri saat berbicara di depan umum setelah berlatih, atau merasa lebih menarik ketika mengenakan pakaian favorit.
* Dapat naik-turun tergantung situasi dan pencapaian.
Self-Esteem: Penilaian Diri yang Lebih Mendalam
* Merupakan penilaian seseorang terhadap nilai dirinya secara menyeluruh, terlepas dari pencapaian atau penampilan fisik.
* Lebih stabil karena berasal dari keyakinan internal tentang seberapa berharga dan layak seseorang merasa sebagai individu.
* Contoh: Tetap merasa bernilai meski sedang gagal dalam suatu hal atau tidak memenuhi standar kecantikan tertentu.
* Tidak mudah berubah karena berakar pada penerimaan diri yang mendasar.
Perbedaan Inti dalam Satu Kalimat:
* Self-Confidence: “Saya mampu melakukan ini dengan baik.”
* Self-Esteem: “Saya adalah pribadi yang berharga, apa pun yang terjadi.”
Artikel ini menegaskan bahwa *self-confidence* bisa dibangun melalui faktor eksternal, sementara *self-esteem* adalah fondasi mental yang menentukan bagaimana seseorang menghargai dirinya sendiri secara utuh.