
Graham Arnold, pelatih tim nasional Irak, tidak puas dengan format kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang dinilainya timpang. Menurutnya, Arab Saudi dan Qatar sebagai tuan rumah mendapat keistimewaan besar, mulai dari waktu istirahat lebih panjang hingga bermain di kandang sendiri—faktor yang dianggap merugikan tim lain.
Ketimpangan Waktu Istirahat Jadi Sorotan
Arnold menekankan bahwa tim seperti Irak, Indonesia, Oman, dan Uni Emirat Arab hanya mendapat jeda tiga hari antarpertandingan, sementara tuan rumah menikmati istirahat lima hari. “Ini jelas memengaruhi kesiapan fisik dan taktik tim,” ujarnya.
Protes dari Pelatih Oman
Kekecewaan serupa diungkapkan Carlos Queiroz, pelatih Oman. Ia menyesalkan keputusan AFC menunjuk negara tuan rumah untuk putaran krusial ini, yang berpotensi mengurangi keadilan kompetisi. Kedua pelatih mendorong agar pertandingan digelar di lokasi netral demi menjaga sportivitas.
Mekanisme Kualifikasi yang Dipertanyakan
Putaran keempat kualifikasi ini melibatkan peringkat 3 dan 4 dari tiga grup sebelumnya, dengan hanya dua tim terbaik yang langsung lolos ke Piala Dunia. Sementara itu, tim lain harus berjuang lewat playoff antarkonfederasi.
Artikel ini menutup dengan kritik terhadap sistem AFC yang dinilai tidak adil, serta saran agar Australia—dengan letak geografisnya—dipertimbangkan untuk beralih ke zona Oseania di masa depan.