5 Dampak Meremehkan Perbedaan yang Picu Konflik dalam Hubungan

0 0
Read Time:2 Minute, 13 Second

Perbedaan dalam Hubungan: Bom Waktu yang Sering Diabaikan

Setiap pasangan pasti memiliki perbedaan, mulai dari cara berpikir, latar belakang keluarga, hingga kebiasaan sehari-hari. Meski terlihat sepele, perbedaan yang tidak disadari atau dibiarkan bisa menjadi sumber konflik serius dalam hubungan jangka panjang, termasuk pernikahan.

Psikolog Klinis Maharani Galuh Safitri, S.Psi., M.Psi., menekankan bahwa banyak pasangan tidak menyadari betapa besar dampak perbedaan psikologis dalam hubungan mereka.

“Banyak masalah rumah tangga sebenarnya berawal dari hal-hal kecil yang tidak pernah dibicarakan, lalu menumpuk menjadi konflik besar,” ujar Maharani dalam wawancara dengan Kompas.com, Kamis (31/7/2025).

Melalui program “Before We Say Yes” di platform Pulih Bersama LARA, Maharani menemukan pola yang sering terulang: konflik sering muncul bukan karena kurangnya cinta, melainkan karena perbedaan yang tidak pernah didiskusikan secara terbuka sejak awal.

Konflik yang Berpotensi Merusak Hubungan

Gaya Keterikatan Emosional: Tantangan yang Sering Diabaikan

Ilustrasi pasangan Ilustrasi pasangan

Salah satu tantangan terbesar dalam hubungan adalah perbedaan *attachment style* atau gaya keterikatan emosional.

“Dari 20 pasangan yang kami tangani, perbedaan gaya keterikatan sering menjadi masalah utama,” jelas Maharani.

Gaya keterikatan ini terbentuk dari pola asuh dan pengalaman masa kecil seseorang. Ada yang cenderung *anxious* (cemas), *avoidant* (menghindar), atau bahkan tidak terorganisir.

“Misalnya, seseorang yang pernah dikhianati mungkin akan terus merasa cemas dan curiga terhadap pasangannya,” tambahnya.

Ketika dua orang dengan gaya keterikatan berbeda menjalin hubungan, komunikasi bisa tidak seimbang. Satu pihak mungkin terus mencari validasi, sementara yang lain justru ingin menjaga jarak.

Padahal, memahami gaya keterikatan pasangan bisa menciptakan rasa aman dan keharmonisan dalam hubungan.

Perbedaan Pengelolaan Keuangan: Sumber Ketegangan Tersembunyi

Ilustrasi pasangan red flag. Ilustrasi pasangan red flag.

Selain faktor emosional, perbedaan cara mengatur keuangan juga sering memicu konflik.

Uang memang topik sensitif dalam hubungan apa pun. Namun, menurut Maharani, masalahnya bukan hanya tentang uang, melainkan juga nilai hidup dan kebiasaan masing-masing.

“Ada yang ingin mengelola keuangan bersama, sementara pasangannya lebih suka mengatur sendiri. Perbedaan seperti inilah yang sering memicu pertengkaran,” jelasnya.

Diskusi tentang keuangan kerap dihindari sebelum menikah, padahal justru dari sini pasangan bisa mengetahui apakah visi finansial mereka sejalan.

Maharani menyarankan agar pasangan membicarakan sistem pengelolaan uang sejak dini. Jika ada perbedaan prinsip, mereka bisa mencari solusi bersama.

Selain itu, dalam skrining psikologis pra-nikah, konflik semacam ini sering terungkap dan biasanya diberikan solusi oleh ahli.

Pentingnya Kesadaran dan Ruang Diskusi

Maharani menekankan bahwa pasangan sebaiknya tidak mengabaikan perbedaan, melainkan menghadapinya dengan kesadaran dan keterbukaan.

Salah satu caranya adalah dengan melakukan refleksi bersama atau mengikuti skrining psikologis pra-nikah.

“Jika perbedaan disadari sejak awal, pasangan punya waktu untuk saling memahami dan menyesuaikan diri,” ujar Maharani.

Dengan mengenali karakter dan pola komunikasi masing-masing, pasangan bisa membangun hubungan yang lebih sehat—tidak hanya berdasarkan cinta, tetapi juga saling pengertian.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Timothy Ronald Sebut Gym Bodoh? Dokter Bongkar Fakta Sebenarnya!

YouTuber Timothy Ronald Bikin Geger dengan Pernyataan Kontroversial Soal Gym Timothy Ronald, seorang konten kreator, ramai diperbincangkan setelah mengeluarkan pernyataan mengejutkan tentang orang yang rutin berolahraga di gym. Dalam live…

5 Rahasia Serum Kaviar untuk Kulit Awet Muda & Bebas Kerutan

Kulit di Usia 25-40 Tahun: Masa Kritis yang Butuh Perhatian Ekstra Memasuki usia 25 hingga 40 tahun, kulit mengalami fase transisi yang krusial. Tanda-tanda penuaan seperti garis halus, warna kulit…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Bangkit dari Jerat Narkoba Menjadi Tulang Punggung Keluarga

  • By Admin
  • August 3, 2025
  • 1 views
Bangkit dari Jerat Narkoba Menjadi Tulang Punggung Keluarga

Perempuan Licik Curi Kalung Berlian Rp 50 Juta di Mal Jakut dengan Modus Pura-pura Beli

  • By Admin
  • August 3, 2025
  • 1 views
Perempuan Licik Curi Kalung Berlian Rp 50 Juta di Mal Jakut dengan Modus Pura-pura Beli

Pemprov Ambil Alih Hunian Pekerja JIS, Warga Kampung Bayam Mulai Relokasi

  • By Admin
  • August 3, 2025
  • 1 views
Pemprov Ambil Alih Hunian Pekerja JIS, Warga Kampung Bayam Mulai Relokasi

Juventus vs Reggiana Berakhir 2-2: Bianconeri Gagal Menang di Laga Uji Coba Perdana

  • By Admin
  • August 3, 2025
  • 2 views
Juventus vs Reggiana Berakhir 2-2: Bianconeri Gagal Menang di Laga Uji Coba Perdana

Persib Bandung Taklukkan Western Sydney 1-0 Berkat Gol William Marcilio

  • By Admin
  • August 3, 2025
  • 1 views
Persib Bandung Taklukkan Western Sydney 1-0 Berkat Gol William Marcilio

Fikayo Tomori Puas di AC Milan, Allegri Siapkan Strategi Mengesankan untuk Musim Depan

  • By Admin
  • August 3, 2025
  • 1 views
Fikayo Tomori Puas di AC Milan, Allegri Siapkan Strategi Mengesankan untuk Musim Depan