Bukti Kegagalan Penataan Ruang Jakarta?

0 0
Read Time:1 Minute, 17 Second

Menara Saidah: Kisah Megah yang Terlupakan di Ibu Kota

Di tengah hiruk-pikuk Jakarta Selatan, Menara Saidah berdiri kokoh namun sepi. Gedung setinggi 28 lantai ini, dengan desain neoklasik yang megah, pernah menjadi kebanggaan di era 1990-an. Dibangun oleh PT Hutama Karya, awalnya bernama Gracindo sebelum diubah untuk menghormati pemiliknya, Saidah Abu Bakar Ibrahim. Pada masa jayanya, gedung ini menjadi saksi bisnis dan pemerintahan, termasuk menjadi markas Sekretariat Panitia Pemilu 1999 dan Kementerian Pembangunan Kawasan Timur Indonesia.

Dari Kemegahan Menuju Keterpurukan

Namun, sejak 2007, kemilau Menara Saidah mulai memudar. Isu tentang kemiringan struktur membuat penyewa satu per satu hengkang, meski pengelola bersikeras bahwa bangunan tetap aman. Kini, gedung yang dulu dipenuhi aktivitas itu hanya dikelilingi pagar seng, dijaga oleh petugas keamanan yang bergantian sejak 2014. Ornamen Eropa dan interior mewahnya tertutup debu, menjadi saksi bisu kelalaian pengelolaan.

Potensi yang Terbuang Sia-sia

Lokasi strategis Menara Saidah—berdekatan dengan stasiun KRL, LRT, dan halte TransJakarta—seharusnya menjadi nilai tambah. Sayangnya, pemerintah setempat belum serius menangani revitalisasi. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta mengungkapkan bahwa gedung ini belum masuk prioritas pengawasan tahun ini. Status kepemilikan swasta dan sengketa hukum yang belum tuntas menjadi penghalang utama.

Banyak yang berpendapat Menara Saidah bisa disulap menjadi hunian vertikal terjangkau atau kawasan bisnis terintegrasi. Namun, tanpa kepastian hukum dan penilaian ulang keamanan strukturnya, gedung ini tetap menjadi simbol pemborosan ruang di tengah kota yang terus berkembang.

Kini, Menara Saidah hanya menjadi pengingat ambisi masa lalu yang kandas—monumen bisu di antara gemerlap Jakarta yang tak pernah berhenti bergerak.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Bertentangan dengan TAP MPR 11/1998?

Presiden Prabowo Akan Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto di Hari Pahlawan 2025 Hari ini, Senin, 10 November 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, Presiden Prabowo Subianto dikabarkan akan memberikan…

Korban Terkini, Motif Misterius, dan Biaya Pengobatan Ditanggung Negara

Ledakan di SMA 72 Jakarta: Penanganan Medis dan Psikologis Jadi Prioritas Peristiwa ledakan di SMA 72 Jakarta telah menimbulkan duka mendalam bagi seluruh masyarakat. Pemerintah, melalui Kementerian Sosial dan Pemprov…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Jay Idzes Heroik Halau Bola dengan Kepala, Netizen: Layak Diboyong ke Madrid!

  • By Admin
  • November 10, 2025
  • 0 views
Jay Idzes Heroik Halau Bola dengan Kepala, Netizen: Layak Diboyong ke Madrid!

Pemain Ilegal Malaysia Siap Gugat FAM Usai Dihantam Sanksi FIFA

  • By Admin
  • November 10, 2025
  • 0 views
Pemain Ilegal Malaysia Siap Gugat FAM Usai Dihantam Sanksi FIFA

Nova Arianto Bertekad Main Maksimal Walau Peluang Lolos Tipis

  • By Admin
  • November 10, 2025
  • 0 views
Nova Arianto Bertekad Main Maksimal Walau Peluang Lolos Tipis

Siapa yang Akan Bersinar?

  • By Admin
  • November 10, 2025
  • 0 views
Siapa yang Akan Bersinar?

Nova Arianto Waspadai Kecepatan Maut Lawan

  • By Admin
  • November 10, 2025
  • 1 views
Nova Arianto Waspadai Kecepatan Maut Lawan

Gila! Trio Mahal Liverpool: Biaya 1 Gol Isak, Wirtz, & Ekitike Tembus Rp1 Triliun!

  • By Admin
  • November 10, 2025
  • 1 views
Gila! Trio Mahal Liverpool: Biaya 1 Gol Isak, Wirtz, & Ekitike Tembus Rp1 Triliun!