
Cuaca terik dengan suhu menyengat diprediksi masih akan bertahan hingga akhir Oktober atau awal November 2025. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, suhu siang hari bahkan bisa menyentuh angka 38 derajat Celsius. Kondisi ekstrem ini tak hanya membuat manusia kepanasan, tetapi juga memengaruhi kinerja air conditioner (AC) pada kendaraan bermotor.
Beban Kerja AC Mobil Meningkat
Dewa, pemilik bengkel AC Mobil Jogja, mengungkapkan bahwa sengatan matahari yang intens menyebabkan suhu di dalam mobil melonjak. Akibatnya, sistem pendingin udara dipaksa bekerja ekstra keras. Kompresor AC yang terus menerus beroperasi dalam kondisi berat berpotensi mengurangi efisiensi pendinginan. Alhasil, udara yang keluar dari AC terasa kurang maksimal, terutama saat mobil digunakan di siang hari bolong.
Batas Kemampuan AC dalam Cuaca Ekstrem
Aji Dwi Nugroho dari Aha Motor Yogyakarta menjelaskan, setiap AC mobil memiliki batas kemampuan dalam menghasilkan udara dingin. Pada kondisi normal, suhu udara yang keluar dari ventilasi AC biasanya sekitar 4 derajat Celsius di bawah suhu terendah yang mampu dicapai sistem tersebut. Namun, ketika cuaca sangat panas, panas yang terperangkap di bodi mobil dan udara luar membuat kabin tetap terasa hangat meskipun AC berfungsi dengan baik.
Solusi untuk Mengurangi Dampak Panas
Selain memastikan kondisi AC prima, pemasangan kaca film berkualitas tinggi bisa menjadi solusi tambahan. Johni, pemilik John AC Cawas, menyarankan penggunaan kaca film yang mampu menahan panas matahari sebelum masuk ke dalam kabin. Dengan demikian, beban kerja AC bisa lebih ringan dan suhu interior mobil tetap terjaga.
Jika AC mobil terasa kurang dingin selama cuaca panas, segera periksakan ke bengkel terpercaya. Masalah seperti kebocoran freon, kompresor yang melemah, atau kerusakan lainnya harus segera ditangani agar performa pendinginan tetap optimal.