
Masyarakat Masih Ragu dengan Motor Listrik, Ini Tantangan Utamanya
Minat masyarakat terhadap motor listrik masih dihantui sejumlah pertanyaan, mulai dari harga yang relatif tinggi, jarak tempuh terbatas, hingga kurangnya fasilitas pendukung. Hal ini membuat beberapa calon pembeli merasa kendaraan ramah lingkungan ini belum seefisien motor berbahan bakar minyak.
Ekosistem Jadi Kunci Utama
Purbaja Pantja, CEO Alva, menyatakan bahwa solusi atas keraguan ini tidak hanya terletak pada peluncuran produk baru. Menurutnya, faktor pendukung seperti layanan pascapenjualan, stasiun pengisian daya, dan kebijakan pemerintah turut menentukan keberhasilan transisi ke motor listrik.
“Motor listrik bukan sekadar tentang kendaraannya, tapi juga bagaimana membangun ekosistem yang mendukung,” ujar Purbaja dalam ajang IMOS 2025 di Tangerang, Rabu (24/9/2025).
Kolaborasi dengan Pemerintah
Alva bersama Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) saat ini aktif berkoordinasi dengan pemerintah untuk membahas berbagai kebijakan pendukung. Salah satu usulan yang sedang digodok adalah pemberian insentif parkir gratis bagi pengguna motor listrik di beberapa kota.
“Kebijakan seperti parkir gratis tentu akan sangat membantu meningkatkan minat masyarakat,” kata Purbaja.
Masa Transisi Pasca-Subsidi
Dengan berakhirnya program subsidi pembelian motor listrik, industri kini memasuki fase penyesuaian. Meski demikian, Purbaja menegaskan bahwa dukungan pemerintah tidak harus selalu berupa bantuan finansial, melainkan juga regulasi yang memudahkan pengembangan kendaraan listrik.
Di sisi lain, Alva terus memperluas jajaran produknya, termasuk meluncurkan model N3 yang ditargetkan untuk segmen lebih terjangkau. Namun, Purbaja menekankan bahwa percepatan adopsi motor listrik bergantung pada sinergi antara inovasi produsen dan kebijakan yang mendukung.
“Keberadaan stasiun pengisian cepat penting, tapi regulasi tambahan akan mempercepat perubahan perilaku konsumen,” pungkasnya.