Anak CIBI Rentan Stres & Burnout? Ini Solusi Cerdas untuk Orangtua!

0 0
Read Time:1 Minute, 20 Second

Anak-anak dengan kecerdasan luar biasa atau CIBI (Cerdas Istimewa, Berbakat Istimewa) sering dianggap beruntung karena memiliki IQ minimal 130. Namun, di balik keistimewaannya, mereka justru lebih rentan menghadapi tekanan emosional hingga kelelahan mental. Lalu, apa yang membuat mereka lebih mudah mengalami stres dibanding anak seusianya?

Perfeksionisme dan Kepekaan Emosional yang Tinggi

Gretta Ludwina, M.Psi., psikolog pendidikan, menjelaskan bahwa anak CIBI cenderung memiliki standar yang sangat tinggi terhadap diri sendiri. Mereka tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga sangat detail dan kritis terhadap setiap pencapaian. Ketika harapan mereka tidak terpenuhi, dampaknya bisa lebih berat karena emosi mereka lebih sensitif.

Misalnya, dalam sebuah kompetisi, anak CIBI mungkin sudah berusaha maksimal, tetapi jika hasilnya tidak sesuai ekspektasi, mereka bisa merasa gagal. Padahal, lawan-lawan mereka juga memiliki kemampuan yang setara atau bahkan lebih unggul. Perasaan “kurang cukup” inilah yang sering memicu stres berkepanjangan hingga burnout.

Peran Orangtua dalam Mendukung Anak CIBI

Orangtua memiliki peran krusial dalam membantu anak-anak ini mengelola tekanan. Gretta menyarankan agar orangtua tidak memberikan tuntutan tambahan, karena anak CIBI sudah memiliki dorongan internal yang kuat. Sebaliknya, mereka perlu diajarkan untuk mengenali batas diri dan berani beristirahat.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Mendorong anak menekuni hobi atau aktivitas menyenangkan di luar akademik.
  • Menghindari ekspektasi berlebihan yang membuat anak merasa dicintai hanya karena prestasi.
  • Mengajarkan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar.

Keseimbangan adalah Kunci

Pesan penting bagi orangtua dan pendamping anak CIBI adalah membantu mereka menemukan keseimbangan. Kecerdasan tinggi bukanlah segalanya—anak juga perlu belajar menikmati proses, bukan hanya hasil. Dengan dukungan yang tepat, mereka bisa tumbuh bahagia tanpa terbebani oleh standar yang terlalu tinggi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Dian Sastrowardoyo Bagikan Rahasia Lawan Ageism dengan Self-Care yang Menginspirasi

Dian Sastrowardoyo: Lawan Diskriminasi Usia dengan Merawat Diri dan Berani Bermimpi Aktris ternama Dian Sastrowardoyo kembali menggaungkan pentingnya melawan *ageism* atau diskriminasi berbasis usia, terutama yang dialami perempuan. Ia menegaskan…

Analisis Pakar Psikologi

Mimpi Suami Selingkuh: Cermin Kekhawatiran, Bukan Realita Bangun dari mimpi suami selingkuh sering meninggalkan perasaan tidak nyaman dan pikiran yang terus mengganggu. Namun, penting dipahami bahwa mimpi semacam ini belum…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Persikad Depok Bangkit dengan Pelatih Baru, Rebut Tripoin di Liga 2 Championship

  • By Admin
  • November 3, 2025
  • 0 views
Persikad Depok Bangkit dengan Pelatih Baru, Rebut Tripoin di Liga 2 Championship

Persik Vs Persebaya Pindah ke Gresik Gara-gara Stadion Brawijaya Tak Layak

  • By Admin
  • November 3, 2025
  • 0 views
Persik Vs Persebaya Pindah ke Gresik Gara-gara Stadion Brawijaya Tak Layak

Hasil Semen Padang vs Arema FC 1-2: Gol Spektakuler Duo Brasil Antar Singo Edan Menang

  • By Admin
  • November 3, 2025
  • 0 views
Hasil Semen Padang vs Arema FC 1-2: Gol Spektakuler Duo Brasil Antar Singo Edan Menang

Dian Sastrowardoyo Bagikan Rahasia Lawan Ageism dengan Self-Care yang Menginspirasi

  • By Admin
  • November 3, 2025
  • 0 views
Dian Sastrowardoyo Bagikan Rahasia Lawan Ageism dengan Self-Care yang Menginspirasi

Analisis Pakar Psikologi

  • By Admin
  • November 3, 2025
  • 0 views
Analisis Pakar Psikologi

Rahasia Hubungan Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson Pasca Perceraian

  • By Admin
  • November 3, 2025
  • 0 views
Rahasia Hubungan Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson Pasca Perceraian